Jemaah Haji Kalteng Asal Kapuas Menjadi Kloter Perdana Tiba di Bandara Syamsudin Noor

IST/BERITA SAMPIT - Kepala Kanwil Kemenag Kalteng Noor Fahmi

BANJARBARU – Puncak pelaksanaan ibadah haji 1444/2023 di Arab Saudi telah selesai. Kepulangan jemaah haji asal Provinsi Kalimantan Tengah melalui Debarkasi Banjarmasin (BDJ) dimulai 12 Juli 2023. Kelompok terbang (kloter) 3 BDJ asal Kabupaten Kapuas menjadi kloter perdana yang sampai di Bandara Internasional Syamsudin Noor Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis 13 Juli 2023 pukul 03.50 WITA.

Terkait hal tersebut, Kepala Kanwil Kemenag Kalteng Noor Fahmi bersama Gubernur Kalteng yang diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra Kaspinor serta Ketua PPIH Banjarmasin HM Tambrin ikut menyambut kedatangan jemaah kloter 3 BDJ di Asrama Haji Banjarbaru.

Noor Fahmi menyampaikan jumlah jemaah dan petugas haji Kloter 03 BDJ yang diberangkakan dari Embarkasi Banjarmasin sebanyak 327 orang. Dikurangi yang wafat sebanyak tiga orang atas nama Cunu Sinan Dana, Muni Darzat Unan, dan Udin Abbas Tumar.

Kemudian ditambah mutasi masuk sebanyak tiga orang atas nama Marlan Bejo Noyo Tirto dari Kloter 11, Aryawan Esran Dehen dan Lisda Ariyana dari Kloter 4, sehingga jumlah Kloter BDJ 03 yang pulang tetap berjumlah 327 orang.

“Tiga orang jemaah haji yang mutasi masuk tersebut merupakan jemaah haji pengganti dari tiga orang jemaah Kloter 3 yang wafat. Dengan demikian jumlah kedatangan jemaah haji Kloter 3 ini tetap sebagaimana waktu keberangkatan,” ucapnya Kamis 13 Juli 2023.

Noor Fahmi menambahkan, dari 1.710 jemaah Kalteng ada lima orang yang wafat selama penyelenggaraan ibadah haji, dimana tiga diantaranya merupakan jemaah kloter 3. Penyebab kematian karena sakit dan faktor usia.

Menurutnya penyelenggaraan ibadah haji 2023 ini, secara umum sudah berjalan baik. Petugas haji sudah melaksanakan tugasnya dengan profesional dan ikhlas ditengah kondisi yang tak biasa yaitu banyaknya jemaah lansia yang mncaai 67 ribu orang.

Karena itu menurutnya, perlu dilakukan evaluasi kedepannya mengenai jemaah lansia ini agar tidak terlalu membebani petugas. “Bukan merasa terbebani, tetapi perlu dilakukan evaluasi agar bisa meringankan beban petugas,” ujarnya.

Evaluasi itu antara lain perlunya kembali memberlakukan istitaah haji yakni harus memenuhi aspek kesehatan dan kebugaran fisik dengan pemeriksaan kesehatan sebelum masuk daftar pelunasan.

Kemudian petugas juga perlu ditingkatkan lagi. Karena keberadaan dan peran petugas haji sangat diperlukan dalam membantu jemaah.

“Jemaah kita ini kan dari kalangan atas hingga bawah, banyak yang lansia, memakai kursi oda, ada yang tidak bisa baca atau yang belum pernah bepergian jauh, banyak yang nyasar, dan ini yang selalu dialami, untung petugas-petugas haji dibantu ketua regu, ketua rombongan dan jemaah lainnya bergerak sigap membantu,” pungkasnya. (Hardi)