Puncak Bonus Demografi 2030 Dinilai Akan Jadi Petaka Bagi Indonesia

Diskusi dialektika demokrasi di Media Center Parlemen Senayan Jakarta Kamis, 20 Juli 2023. Foto: Beritasampit/Adista Pattisahusiwa.

JAKARTA– Pengamat Politik, Indra Charismiadji menegaskan puncak bonus demografi pada tahun 2030 mendatang akan jadi petaka bagi Indonesia.

Menurut Indra, bonus demografi akan jadi bencana bagi Indonesia, karena di masa itu selain perbedaan usia produktif, peningkatan mutu pendidikan di Indonesia tentu menjadi penentu untuk mendapatkan bonus demografi tersebut.

Indra menyampaikan hal itu dalam diskusi dialektika demokrasi di Media Center Parlemen Senayan Jakarta Kamis, 20 Juli 2023.

Dialog dengan tema,” Polemik Zonasi PPDB Bagaimana Solusinya”, itu dihadiri Anggota Komisi X DRP RI Abdul Fikri Faqih, dan Anggota Komisi X DPR RI Illiza Sa’aduddin Djamal yang hadir secara virtual.

Indra mengatakan bahwa Indeks Pembangunan Manusia atau Human Capital Index Indonesia menduduki peringkat 130 dari 199 negara di dunia, begitu juga dengan peringkat EQ Indonesia yang menduduki peringkat enam ASEAN.

BACA JUGA:   Keterwakilan 30 Persen Perempuan di Parlemen Masih Sebatas Asa, Legislator Golkar Bilang Begini!

“Artinya IQ kita rata-rata 78,49 sama dengan IQ simpanse. Bagaimana mau bicara bonus demografi kalau manusia kita tak terdidik,” beber Indra.

Indra pun menyoroti kualitas pendidikan Indonesia, ada 260 ribu sekolah di seluruh Indonesia, namun sekolah yang berbayar kualitasnya lebih buruk daripada sekolah yang gratis.

“Ini kan udah lucu, jadi ya jangan ngomong bonus demografi deh kalau kalau berpikir yang logis gitu aja nggak bisa tapi itu yang terjadi jadi memang harus ditata ulang ini pendidikan kita,” tandas Indra.

IQ atau Intelligence Quotient adalah taraf kecerdasan yang digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam penalaran hingga menyelesaikan masalah.

BACA JUGA:   Index Pembangunan Pemuda Naik, Legislator Golkar Bilang Begini!

Pengukuran IQ dapat dilakukan dengan tes IQ sesuai dengan kelompok usia tertentu.

Menurut The Wechsler Adult Intelligence Scale dan Stanford-Binet, skor IQ rata-rata berada di antara 90-109.

Di atas angka tersebut dianggap skor IQ tinggi, dan di bawah angka tersebut dianggap rendah. Sedangkan untuk skor di bawah 70 berarti ada kendala perkembangan atau ketidakmampuan belajar.

Untuk itu, Indra mendorong pemerintah agar segera benahi perbaikan sistem pendidikan, karena beberapa faktor yang menyebabkan tingkat IQ seseorang tergolong rendah, salah satunya adalah sistem pendidikan.

“Jadi pemerintah dalam hal ini juga harus memberikan perhatian lebih pada pengembangan sistem pendidikan di Indonesia saat ini,” pungkas Indra
Charismiadji

(adista)