Objek Wisata Batu Suli: Wisata Alam, Sejarah, dan Inspirasi

IST/BERITA SAMPIT - Bupati Gunung Mas Jaya Samaya Monong  saat meresmikan wisata Batu Suli belum lama ini.

KUALA KURUN – Desa Upon Batu telah berhasil menciptakan destinasi wisata yang memikat hati wisatawan, yaitu Batu Suli. Terdapat banyak hal menarik yang dapat dinikmati di sana, dari wisata alam yang indah hingga sejarah yang menarik, sampai pada lukisan dan kata-kata yang menginspirasi.

Namun, kesuksesan wisata Batu Suli tidak bisa hanya diukur dari jumlah wisatawan yang datang dan pendapatan yang diperoleh. Lebih dari itu, kesuksesan objek wisata Batu Suli juga bergantung pada kemampuan untuk menjaga dan merawatnya dengan baik.

Objek Wisata batu Suli berlokasi di tepian Sungai Kahayan Desa Upon Batu, Kecamatan Tewah, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah.

Objek wisata ini menawarkan pemandangan indah dan mempesona, berbentuk batu besar yang menjulang tinggi di sungai Kahayan. Letaknya yang menjorok ke Sungai Kahayan seakan-akan batu ini jatuh ke sungai. Di sekitar objek wisata masih sangat alami, dengan pepohonan hutan yang tumbuh disekitarnya.

“Oleh karena itu, saya ingin mengajak kepala desa dan jajarannya, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), dan seluruh masyarakat Desa Upon Batu untuk merawat dan menjaga kelestarian wisata Batu Suli,” ungkap Bupati Gunung Mas Jaya Samaya Monong belum lama ini.

Disebutkan Jaya, Smart tourism adalah salah satu konsep yang dapat digunakan untuk mengembangkan pariwisata di Kabupaten Gunung Mas agar lebih cerdas dan mendunia. Penerapan teknologi informasi dan media sosial dapat digunakan untuk mempromosikan wisata Batu Suli dan menarik lebih banyak wisatawan.

“Kesuksesan pariwisata tidak hanya bergantung pada teknologi, melainkan juga bergantung pada kemampuan untuk memberikan pengalaman yang memuaskan bagi wisatawan,” bebernya.

Di wisata Batu Suli, pengalaman wisatawan tidak hanya tentang alam dan sejarah, tetapi juga tentang inspirasi. Lukisan dan kata-kata yang menghiasi dinding-dinding Batu Suli bisa menjadi inspirasi bagi wisatawan untuk berkarya dan menciptakan sesuatu yang berbeda.

BACA JUGA:   Polres Gunung Mas Ciptakan Hubungan Harmonis dengan Masyarakat, Melalui Program Minggu Kasih

Wisata Batu Suli dapat menjadi tempat yang menginspirasi dan memberikan kebahagiaan bagi setiap wisatawan yang datang.

Dalam membangun industri pariwisata yang berkelanjutan, menjaga kelestarian lingkungan dan budaya lokal sangat penting. Kepala desa dan jajarannya, kelompok sadar wisata (pokdarwis), dan seluruh masyarakat Desa Upon Batu harus terus berupaya untuk menjaga kelestarian alam dan budaya lokal dalam mengembangkan wisata Batu Suli.

Selain itu, upaya untuk mengembangkan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan juga harus terus dilakukan. Objek wisata Batu Suli adalah salah satu kebanggaan dan potensi besar Kabupaten Gunung Mas dalam mengembangkan industri pariwisata.

“Marilah kita bersama-sama menjaga dan merawat wisata Batu Suli agar tetap menjadi destinasi wisata yang memikat dan memberikan inspirasi bagi setiap wisatawan yang datang,” tutup Jaya Samaya Monong.

SEJARAH BATU SULI

Legenda Batu Suli dipercayai oleh masyarakat Dayak Ngaju dan Ot Danum benar-benar pernah terjadi. Menurut cerita orang-orang tua, dahulu kala sebuah tebing batu yang disebut batu Suli pernah roboh sehingga menutup hubungan lalu-lintas ikan dari Kahayan Hulu ke Kahayan Hilir.

 

Kejadian ini sungguh tidak mengenakan bagi bangsa Ikan, dahulu mereka mempunyai kekerabatan dan sanak saudara di Kahayan Hulu atau sebaliknya di Kahayan Hilir. Lama kelamaan keadaan itu tidak tertahankan lagi bagi bangsa Ikan, meraka merasa seperti terpenjara akibat putusnya aliran sungai Kahayan itu.

 

Mereka benar-benar tersiksa akibat peristiwa tebing longsor itu. Masalah besar bangsa ikan itu harus dicarikan pemecahannya. Untuk menanggulanginya, kemudian para ikan berkumpul dan mengadakan musyawarah besar di Sungai Kahayan.

 

Musyawarah besar bangsa ikan itu akhirnya menghasilkan keputusan yaitu untuk menegakkan kembali tebing yang telah roboh itu. Akhirnya pada hari yang telah disepakati ribuan bangsa ikan berkumpul untuk bersama-sama menegakkan tebing yang menghambat sungai Kahayan itu. Ikan tapa sesuai dengan hasil musyawarah ditunjuk sebagai mandor.

BACA JUGA:   Bupati Gunung Mas: KONI Sebagai Mitra Pemerintah dalam Membangun Program Olahraga yang Berkarakter

 

Pekerjaannya mengharuskan ia terus-menerus berteriak-teriak secara lantang agar semangat para pekerja bangsa ikan itu selalu tinggi. Sementara ikan pipih sesuai hasil musyawarah juga diberi tugas untuk memanggul tebing yang roboh itu di atas punggungnya yang pipih. Begitulah kerja keras bangsa ikan itu pun berlangsung sampai berhari-hari lamanya.

Akhirnya berkat usaha keras segenap bangsa ikan itu, tebing Batu Suli dapat ditegakkan kembali seperti sediakala. Tentu saja hasil keras itu disambut dengan rasa bahagian oleh segenap bangsa ikan. Perasaan terpenjara sekian lama akhirnya bisa bebas lagi, dan bangsa ikan pun dapat kembali saling berhubungan antara di Kahayan hilir dan Kahayan hulu. Namun, rupanya hasil keras itu harus ditebus mahal oleh bangsa ikan yang terlibat dalam pekerjaan besar itu.

Setiap ikan yang turut mengambil bagian dalam pekerjaan itu, harus menanggung akibat pekerjaan besar itu. Sebagai contohnya, keturunan ikan tapa, misalnya, karena kakeknya dahulu terlalu banyak membuka mulut untuk berteriak-teriak dalam tugasnya sebagai mandor, maka kini semua anak keturunannya memiliki mulut yang berukuran besar.

Sementara keturunan ikan pipih, karena kakeknya harus memanggul tebing yang sangat berat itu, punggungnya bungkuk dan tulangnya hancur. Maka kini semua keturunan ikan pipih mempunyai punggung yang bungkuk dan tulangnya yang halus-halus.

Diketahui, pada tahun 2022, Desa Upon Batu berhasil masuk ke dalam 300 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Hal ini menunjukkan bahwa desa ini berhasil memanfaatkan keunikan dan warisan budaya lokal untuk menarik wisatawan berkunjung. (Ale)