Cucu Meninggal Dunia dan Hingga Kini Terutang Rp34 Juta, Orang Tua Pasien: Semoga Saya Saja yang Jadi Korbannya

NARDI/BERITA SAMPIT- Curahan hati warga Kotim tentang RSUD dr Murjani Sampit.

SAMPIT – Persoalan pelayanan di rumah sakit dr Murjani Sampit terus terkuak, dan kini terus jadi sorotan masyarakat pasca mencuatnya masalah penolakan pasien anak yatim beberapa waktu lalu saat ingin berobat lantaran tidak mampu membayar.

Kini persoalan diungkapkan oleh salah satu masyarakat mencurahkan kekecewaannya dengan pelayanan RSUD dr Murjani Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang membuatnya harus berutang Rp34 juta, serta kehilangan cucu kesayangannya.

“Saya harap tidak ada korban lain seperti saya, kejadian ini di RSUD dr Murjani, sampai saat ini KTP anak saya (orang tua anak) masih ditahan, karena belum melunasi utang perawatan cucu saya,” kata pemilik akun Romyani558 salah satu warga Kotim, Minggu 14 Januari 2024 saat mengomentari masalah pelayanan di rumah sakit itu.

BACA JUGA:   Aksi Gendam Jelang Idulfitri Mulai Bergentayangan di Sampit

Ia menceritakan waktu itu anaknya melahirkan secara prematur, karena tidak ada biaya, kemudian mereka minta tempo untuk mengurus surat-surat administrasi, BPJS, namun ironisnya ditolak pihak RS.

“Ceritanya panjang, kami ingin mengurus surat-surat serta BPJS namun pihak RS menolak,” ungkapnya.

Membuatnya sedih lagi cucunya yang lahir prematur itu dirawat sekitar satu minggu, kemudian meninggal dunia, dan mereka harus menerima kenyataan pahit lagi setelah keluar tagihan biaya perawatan sekitar Rp34 juta.

BACA JUGA:   Gabungan Komunitas Bagikan Takjil dan Buka Puasa Bersama Anak Panti Asuhan Bahagia

“Saya menjemput cucu yang sudah menjadi jenazah, ditambah lagi berutang Rp34 juta, dan KTP ditahan pihak RS,” bebernya.

Dirinya berharap tidak ada lagi pasien lain seperti dirinya yang harus kehilangan cucu, dan meninggalkan utang puluhan juta rupiah.

Menurutnya cukup dirinya saja yang jadi korban pelayanan buruk rumah sakit plat merah ini dan tidak ada warga yang alami pengalaman pahit sepertinya.

Ia menyebut kejadian yang dialaminya belum lama terjadi. “Kejadiannya Desember (2023) lalu saja,” tegasnya. (Nardi)