Hasil Budidaya Ikan di Pulang Pisau Alami Penurunan Akibat Pencemaran Lingkungan

ISTIMEWA/BERITA SAMPIT - Kepala Dinas Perikanan Pulang Pisau Yudady Ismael

PULANG PISAU – Kepala Dinas Perikanan Pulang Pisau Yudady Ismael mengatakan, berkurangnya masyarakat nelayan yang memanfaatkan keramba sungai sebagai sarana budidaya ikan adalah akibat dari pencemaran lingkungan dan sungai.

“Jadi, hal itu salah satu penyebab terjadinya penurunan hasil budidaya ikan,” ucapnya, Minggu 28 Januari 2024.

Ia menjelaskan, akibat kualitas air sungai yang tidak baik, sehingga membuat minat para pembudidaya ikan tidak mau memanfaatkan sungai sebagai budidaya ikan keramba dengan sistem alamiah.

“Saat ini kualitas air sungai sudah tercemar akibat dari kerusakan lingkungan yang disengaja maupun tidak disengaja sehingga berimbas pada produktivitas bagi pembudidaya ikan,” jelasnya.

BACA JUGA:   Pembangunan Jalan Tumbang Nusa untuk Hindari Terputusnya Perekonomian Masyarakat Kalteng-Kalsel

Lebih lanjut, banyak hal yang bisa diambil contoh misalkan aktifitas pengelolaan perkebunan sawit yang limbahnya terbawa hanyut ke perairan sungai besar yang berakibat pada pencemaran air sungai sehingga menjadi kendala untuk kesuburan dan pengembangbiakan ikan.

Kemudian, kematian ikan di sungai diduga disebabkan oleh bahan kimia berbahaya yang diproduksi oleh industri atau limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai. Disamping itu, tingginya kontaminasi logam berat di sungai dapat mengurangi keanekaragaman ikan.

Pembuangan limbah secara ilegal juga dapat mencemari badan air dan membahayakan kehidupan laut, sungai, dan sekitarnya. Limbah yang akan dibuang dapat berupa bahan kimia, bahan radioaktif, air tercemar, gas, atau bahan berbahaya lainnya. Limbah ini mencemari sungai dan air laut.

BACA JUGA:   Pembangunan Jalan Tumbang Nusa untuk Hindari Terputusnya Perekonomian Masyarakat Kalteng-Kalsel

Ia pun juga menambahkan, selain dampak dari pencemaran lingkungan, dalam hal ini masih banyak kurangnya kesadaran masyarakat dengan melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap yang dilarang seperti disetrum atau illegal fishing.

“Terkait hal ini, kami terus berupaya dan bersinergi dengan beberapa pihak terkait untuk mengembalikan kondisi kualitas perairan yang baik sehingga para pembudidaya ikan baik di kolam maupun dengan menggunakan keramba bisa kembali memiliki hasil yang produktif,” tutupnya. (Denny)