KUALA KURUN – Puluhan masyarakat Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah mengikuti operasi Katarak di Klinik Isen Mulang Palangkaraya, melalui kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Gunung Mas beberapa waktu lalu.
“Operasi katarak gratis yang dilaksanakan ini diikuti sebanyak 45 orang dari 11 Puskesmas. Ini sebagai bentuk peduli kemanusiaan dari PMI Kabupaten Gunung Mas untuk melakukan operasi katarak bagi masyarakat Kabupaten Gunung Mas yang kurang mampu,” ungkap Wakil Bupati Gunung Mas Efrensia L.P Umbing
Perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua PMI Kabupaten Gunung Mas ini menyebutkan, mata adalah alat organ yang vital bagi tubuh, dimana mata juga membutuhkan perawatan agar tetap sehat dan berfungsi sebagaimana mestinya, yang mana penyebab utama kebutaan di indonesia ialah katarak glaukoma, kelainan refraksi.
Dalam hal itu kata dia, PMI Kabupaten Gunung Mas berperan aktif dan selalu bermitra dengan pemerintah daerah dalam menjalankan misi kemanusiaan seperti bakti sosial, donor darah tanggap bencana alam maupun situasi normal dan selalu aktif merekrut relawan di setiap kecamatan.
“Dalam mencapai tujuan tersebut PMI Kabupaten Gunung Mas melaksanakan program operasi katarak gratis bagi masyarakat yang kurang mampu, tentunya dengan harapan melalui program ini masyarakat miskin yang memiliki permasalahan dengan katarak, dapat kembali pulih dengan penglihatannya, serta dapat melanjutkan kehidupannya lebih baik lagi,” bebernya.
Sementara itu Ketua Panitia PMI Bakti Sosial operasi Katarak, dr. Waltiana menyampaikan, PMI peduli kemanusiaan untuk mewujudkan mata sehat, hidup produktif dan berkualitas bagi semua orang.
“Tujuannya adalah untuk dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin dan rentan, dalam menjalankan aktivitas kesehariannya, terkhusus bagi masyarakat Kabupaten Gunung Mas,” sebut dia.
Pelaksanaan kegiatan bakti sosial operasi katarak gratis ini kata dia, merupakan hibah dari PMI Kabupaten Gunung Mas, dan didukung oleh donatur gabungan perusahaan kelapa sawit indonesia (GAPKI) dan Bank Pembangunan Kalteng.
“Harapan kami kedepannya, kegiatan seperti ini dapat dilakukan kembali dan dapat menjaring pasien dengan gangguan penglihatan lebih banyak lagi,” tutup dr. Waltiana. (Ale)
