​Masyarakat Kalangan Bawah Sangat Bersyukur Dengan Adanya Program JKN KIS

    SAMPIT – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kartu Indonesia Sehat (KIS), yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sudah sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dari semua kalangan, terlebih masyarakat kalangan bawah yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan murah.

    Empat tahun terselenggaranya program ini sejak diluncurkan 1 Januari 2014 lalu, hingga menggapai peserta semua kalangan baik kalangan atas, menengah, maupun kalangan bawah diseluruh Indonesia yang sudah merasakan dampak positif program andalan Presiden RI ke 7 Ir. Joko Widodo.

    Dampak positifnya ialah, terbantunya masyarakat kalangan bawah yang berpenghasilan kecil untuk melakukan pengobatan hingga selesai, tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Karena BPJS Kesehatan menawarkan sistem gotong-royong yang akhirnya semua dapat terbantu dengan iyuran perbulan yang murah.

    Hingga dengan iuran tersebut, peserta BPJS Kesehatan akan terjamin dan terbantu untuk melakukan perawatan di seluruh Rumah Sakit se Indonesia tanpa biaya.

    Di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), salah satu kabupaten terpadat penduduknya di Kalimantan Tengah (Kalteng), peran BPJS Kesehatan sudah dirasakan hingga kepelosok.

    Walaupun dari beberapa pengamatan yang beritasampit.co.id dapatkan di masyarakat, masih ada sebagian yang kesulitan dengan program ini dalam hal pemahaman tata administrasi hingga proses pembayaran iuran.

    Selain karena malasnya mengurus proses dan pembayaran, masyarakat kadang tak sadar manfaat dari program JKN KIS tersebut. Tentunya, mereka akan tersadar apa bila ada keluarga, sanak saudara bahkan dirinya sendiri yang tertimpa sakit parah hingga dirujuk ke Rumah Sakit.

    Karena biaya yang mahal mereka akan berfikir dan baru akan mengusahakan peroses pembuatan dan pembayaran iurannya. Seperti wartawan ini temukan dilapangan, salah seorang peserta BPJS Kesehatan di Desa Terantang, Kecamatan Seranau, Burhanudin (63) yang bersyukur dengan adanya program tersebut, sehingga dirinya tidak perlu lagi keluar biaya mahal untuk berobat.

    Selain itu peria setengah baya ini juga menceritakan bahwa semula dirinya dan kelarga tidak merasa pentingnya mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, akan tetapi setelah dirinya jatuh sakit dan harus dirawat dirumah sakit dengan biaya yang mahal, maka salah seorang anggota keluarganya menyarankan untuk mengikuti dan mendaftar program JKN KIS BPJS Kesehatan.

    Setelah pikir-pikir karena biaya yang mahal karena berobat secara reguler, Burhanudin bersama keluarga akhirnya mengurus dan mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan pada tahun 2016 yang lalu.

    “Setelah saya terdaftar dan saya dapat menggunakan kartu BPJS Kesehatan untuk berobat Alhamdulillah saya sekarang terbantu, yang biasanya saya terbebani biaya akhirnya tidak lagi, saya rasa ini program yang tepat untuk masyarakat di Indonesia, apa lagi seperti kami masyarakat kalangan bawah ini,” ujar Burhanudin, Rabu (28/6/2017).

    Selain itu laki-laki yang berpropesi sebagai petani kebun karet ini juga merasa tidak keberatan dengan iyuran kelas 1 (satu) yang harus dibayarkannya, hanya denga Rp. 80.000 (delapan puluh ribu rupiah) setiap bulannya, dia rasa tidak sebanding dengan manfaat yang iya rasakan selama menjadi peserta BPJS Kesehatan selama ini.

    Karena sebelum menggunakan kartu JKN KIS BPJS Kesehatan, dirinya kadang terbebani dengan membayar biaya pengobatan hingga jutaan bahkan puluhan juta rupiah bila terkena sakit yang sampai menjalani rawat inap di rumah sakit.

    “Saya tidak keberatan dengan iyurannha. Saya rasa tidak sebanding dengan manfaatnya. Kalau sebelumnya saya kelaur biaya berobat jutaan bahkan puluhan juta, akan tetapi berkat saya mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan saya akhirnya terbantu dan tidak lagi terbebani biaya. Bahkan saya pernah sampai mau jual kebun saya untuk berobat saat saya belum mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan,” bebernya.

    Selain itu, Maman (21) anak laki-laki bungsu dari Burhanudin juga tidak bisa mengelak dengan manfaat pelayanan kesehatan progran JKN KIS BPJS Kesehatan. Sebab menurut maman keluarganya terbantu dan tidak banyak memikirkann lagi untuk biaya berobat ayahnya yang di diaknosa terkena gejala TBC.

    Maman juga menceritakan, bahwa pihak keluarga sempat kuwalahan untuk memikirkan biaya-biaya berobat ayahnya ketika sebelum terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. Bahkan kadang dirinya bersama saudaranya yang lain mencari tempat berhutang untuk membayar biaya pengobatan yang dia rasa sangat mahal.

    Akan tetapi sekarang setelah ayahnya menjadi peserta BPJS Kesehatan, dirinya dan saudaranya yang lain sudah tenang dan tidak memikirkan biaya lagi untuk biaya berobat ayahnya jika sewaktu-waktu jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit lagi.

    “Dulu kami sampai ngutang cari biaya buat berobat bapak, akan tetapi sekarang kami hanya memikirkan biaya iyuran bulanannya aja lagi, kami merasa terbantu akan hal ini,” ucap Maman.

    Ditambahkannya lagi, bahwa pelayanan BPJS Kesehatan yang menjadi opini publik bahwa berobat menggunakan program JKN KIS BPJS Kesehatan kurang dilayani dan berbeda dengan yang bayar langsung (reguler) itu bohong karena dia melihat pelayanan ayahnya yang sakit waktu itu sungguh luar biasa.

    “Pelayanannya saya rasa sangat baik,” ujar anak muda itu. Akan tetapi maman menilai pelayanan BPJS Kesehatan tidak serta merta tidak ada kekurangannya, karena untuk masyarakat yang tinggal di desa masih sulit karenajarak yang jauh antar desanya ke Kota untuk membayar iyurannya.

    “Kesulitannya kami susah untuk bayar iyurannya, andainya saja ada tempat bayarnya di kampung kami hingga memudahkan kami yang berada di desa, hingga tidak jauh-jauh ke kota mengeluarkan biaya untuk bayar iyuran bulanannya,” saran Dia.

    Beda halnya yang diungkapkan, Maman dan ayahnya Burhanudin, Fahraji salah seorang warga Baamang Barat mengungkapkan bahwa dirinya adalah peserta BPJS Kesehatan yang aktif dan rutin membayar iuran bulan.

    Walaupun dirinya tidak pernah sakit sampai menggunakan kartu berobat BPJS Kesehatan, akan tetapi peria pekerja keras ini sadar akan pentingnya jaminan kesehatan semacam program JKN KIS yang di laksanakan BPJS Kesehatan. Sebab menurutnya disela pekerjaan dan aktivitasnya yang tinggi dia tak dapat memperkirakan jika sewaktu-waktu dirinya jatuh sakit.

    “Untuk antisipasi saja jika sewaktu waktu saya perlu maka tidak memikir lagi biaya berobat, kalau selama ini saya memang tidak pernah sekalipun memakainya akan tetapi saya tetap rutin bayar, hitun-hitun buat membantu sesama dan buat amal,” ujar Aji sapaan akrabnya, Kamis (29/6/2017).

    Memang sekarang ini, pelayanan JKN KIS melalui BPJS Kesehatan tahun-ketahunnya mulai membaik, dan keluhan masyarakatpun kian berkurang, akan tetapi dari beberapa sumber masyarakat yang beritasampit.co.id minta tanggapan tentang BPJS Kesehatan, tidak banyak masyarakat yang meminta agar keberpihakan antara pelayanan reguler dan yang menggunakan pelayanan BPJS Kesehatan di samakan.

    Sehingga opini masyarakat yang memandang program JKN KIS melalui BPJS Kesehatan yang kurang dilayani tidak ada lagi. Tentunya akan membuat citra BPJS Kesehatan semakin baik di mata masyarakat kedepannya.

    Kadang keluhan dan saran masyarakat ini lah, semoga saja dapat membuat sebuah lembaga sosial sekelas BPJS Kesehatan semakin berbenah untuk menanamkan kepepercayaan masyarakat untuk dapat menjadi program andalan yang dapat tolong menolong, yang kaya membantu yang miskin, dan yang miskin membantu yang kaya, sesuai tujuan BPJS Kesehatan untuk semunya dapat tertolong.

    Kemudian, dengan hadirnya BPJS Kesehatan ini, banyak masyarakat yang berharap tidak ada lagi masyarakat miskin yang takut berobat karena memikirkan biaya mahal dan semakin membuat masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Kotim dapat sejahtera dan sehat.

    (fzl/beritasampit.co.id)