Leher Nyaris Putus, Pekerja Proyek Polri di Mako Polsek Katingan Hilir Meninggal Dunia

    KASONGAN- Kecelakaan kerja telah terjadi di Markas Komando (Mako) Polsek Katingan Hilir, Kabupaten Katingan, sekitar Pukul 10 40 WIB, Sabtu (21/10/17).

    Kecelakaan tersebut menewaskan pekerja atas nama Heri Hermawan (26), warga Dusun Salak, Jawa Barat, karena terjatuh dari atas Tower Repeater pemancar handy talky (HT), milik Polres Katingan.

    Kapolres Katingan AKBP Ivan Adityas Nugraha, SIK melalui Kapolsek Katingan Hilir, Iptu Nurheriyanto, mengungkapkan,
    kejadian tersebut bermula dari ke 4 orang pekerja saat membongkar tower milik Polres Katingan.

    Di ketinggian yang diperkirakan 20 meter lanjutnya, 2 orang di atas ingin melepas besi tower tiba-tiba patah ditengah dan menimpa keduanya hingga langsung terjatuh ke tanah.

    “Heri Hermawan leher nya terkena tali seling yg menyebabkan leher hampir putus. Untuk korban Erik (55) jatuh dengan luka yang serius, sehingga dirujuk ke RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya,” ungkap Nurheriyanto.

    “Untuk saudara Dedi Kusmayadi (26) juga dirujuk ke RSUD dr Doris Sylvanus. Karena disebabkan pada saat kejadian dalam posisi memegang tali utk temannya yang ada diatas tower,” timpalnya.

    Untuk diketahui, sebagai kontraktor PT. Alpha Cipta Raya. Alamat Taman Kedoya Baru Blok A1/41 Kedoya Selatan Kebon Jeruk Jakarta. Bekerjasama dengan Polri dalam Relokasi Tower SST 42M, dari Polsek Katingan Hilir ke Polsek Katingan Tengah.

    Menurut Erik salah seorang korban saat ditemui di ruang UGD RSU Mas Amsyar menceritakan, pada hari Sabtu,  sekitar Pukul 07.00 WIB, dia bersama temannya yang meninggal tersebut diminta untuk menurunkan antena dan sekaligus tiangnya yang berbentuk kraimuna itu.

    Rencananya akan dipindah ke Tumbang Samba kecamatan Katingan Tengah. Setelah selesai melakukan pembongkaran antena dan beberapa bagian tiang kraimunanya dengan ketinggian sekitar 60 meter tersebut dirinya langsung turun bersama Heri.

    Meskipun yang naik pada saat itu berdua, yaitu Heri dan dirinya. Sementara Dedy sebagai kepala tukang pada saat itu berada di bagian bawah sambil memegang kawat pengencang, namun saat kejadian, Heri berada di bagian puncak tiang kraimuna tersebut.

    “Sedangkan keberadaan saya jaraknya sekitar 20 meter di bawah Heri. Namun, secara tidak disangka pada tiang ketinggian 20 meter dari dasar tanah itu tiba-tiba patah. Dengan patahnya tiang tersebut maka kami berdua juga ikut jatuh dan tertimpa kawat sleng pengencang tiang kraimuna tersebut,” aku Erik.‎ (ar/beritasampit.co.id)

    Editor: A. Uga Gara