Pemkot Palangka Raya Adu Argumentasi Dengan Pelaku Usaha, Masalah Apa ?

    PALANGKA RAYA – Dalam kegiatan Rapat Diskusi Kelompok Terpumpun Pengembang Ekonomi Kreatif Asosiasi Komunitas Palangka Raya, Jumat (10/11/2017) tadi di Hotel Luwansa, Palangka Raya, terjadi adu argumentasi yang menarik antara Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya denga pelaku usaha.

    Peserta kegiatan ini didominasi oleh pelaku usaha dari kalangan anak muda seperti pelaku usaha komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi, video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan juga perwakilan pelaku UMKM di bidang pengembangan furniture rotan.

    Dalam diskusi antara pemkot dan pelaku usaha terjadi argumentasi terutama dalam hal perfilman dan furniture rotan.

    Disampaikan oleh Sitmar D. Anggen salah satu peserta pelaku UMKM di bidang pengembangan furniture rotan dalam argumenya mengatakan, bahwa pihak Pemkot seharusnya jemput bola karna begitu banyak potensi lokal yang perlu di kembangkan seperti usaha yg saya geluti saat ini.

    “Kami sangat kesulitan dalam mengolah barang setengah jadi sehingga harus mengambil dari luar daerah, padahal pemkot sudah bertahun-tahun memiliki alat tersebut namun tidak bisa dimanfaatkan sehingga menjadi barang tua di gudang,” katanya, (10/11/2017).

    Sementara Sitmar, salah satu putra daerah dari Tumbang Manggu, Kabupaten Katingan, menyampaikan bahwa seyogyanya kita sebagai wajah muda generasi estafet pembangunan yang tangguh melawan permasalahan ekonomi.

    Maka dari itu, kita sebegai generasi muda, wajib untuk bersama bergandeng tangan baik Putra Putri Dayak, untuk berkarya memberi solusi peningkatan usaha kreatif sesuai potensi yang ada.

    “Ini juga sebagai bagian dalam membantu pengembangan ekonomi kreatif dan semoga bermanfaat, serta ada Output tindak lanjut nyata untuk Kalteng” ungkapnya.

    Dalam pertemuan tersebut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdangangan Kota Palangka Raya, Aratuni menanggapi argumentasi dari Sitmar.

    Dikatakan, bahwa mengapa kegiatan itu dilaksanakan agar mengetahui semua permasalahan atau kendala yanb dihadapi oleh pelaku usaha ekonomi kreatif di Kota Palangka Raya.

    “Saya baru 9 bulan menjabat sebagai kepala dinas. Namun saya bertekad membuat terobosan baru agar dapat mengakomodir pelaku-pelaku usaha lokal melalui kerjasama kegiatan ini, justru saya menantang terkait alat pembuat bahan rotan setengah jadi supaya sama-sama kita cek kelapangan dan jika masih bisa di pakai silahkan di eksekusi,” jelasnya.

    Peserta langsung mengapresiasi dan memberikan tepuk tangan atas argumen tersebut dan salut atas langkah cepat Pemkot terhadap pengembangan ekonomi kreatif di Kota Palangka Raya.

    (byi/berirasmapit.co.id)