Membangun Gerakan Partisipatif Masyarakat Katunjung

    KUALA KAPUAS – Desa Katunjung, Kecamatahn Mentangai Kabupaten Kapuas, sejarah telah mencatat bahwa pada tahun 2015, di desa setempat terjadi kebakaran lahan gambut yang hebat. Bahkan akibat hal tersebut, negara Republik Indonesia banyak mendapatkan kritikan dari negara-negara tetangga karna sudah mengekspor asap.

    Akibat kebakaran tahun 2015 lalu, diperkirakan mengalami kerugian triliunan rupiah dan perekonomian tidak dapat berjalan dengan baik.

    Demikian disampaikan penanggungjawab operasional kegiatan Desa Tangguh Bencana (Destana) dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kabupaten Kapuas, Jendrawan saat pertemuan dengan masyarakat desa Katunjung, Sabtu (18/11/2017).

    Jenderawan juga mengatakan, Kabupaten Kapuas menjadi projek nasional BNPB tahun 2017 dan menjadi perhatian khusus bagi pemerintah pusat.

    Sehingga perlu kerja proritas dalam hal Distana yang terdapat di 4 desa yang lokasinya di Kecamatan Mantangai Desa Katunjung, Sei Haas, Batuah dan Tarung Manuah, hal ini adalah sebagai tindakan antisipasi agar menggurangi bahkan tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan.

    Kepala Desa Katunjung, Ardianson sangat mengapresiasi atas program yang akan direalisasikan di desa tersebut. “Kami akan berupaya semaksimal mungkin bahwa kegiatan ini adalah bagian terpenting untuk solidoritas masyarakat bersama-sama untuk mewujudkan desa tangguh bencana,” ternagnya.

    Ardianson juga menyampaikan juga bahwa saat ini di desa kami sedang melakukan pengeboran di 150 titik pada lahan gambut yang rawan kebakaran dimana program ini adalah kerjasama Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia (BRG RI) dengan Universitas Palangka Raya.

    Hal ini sangat membantu pihaknya ketika mengambil langkah tanggap darurat ketika terjadi kebakaran.

    Namun ada hal terpenting yang harus menjadi proritas program ke depan yang menjadi kendala besar masyarakat adalah insfraturtur jalan menuju 150 titik bor air karna jika kemarau tiba ke lokasi tersebut tidak bisa dilewati cas yang menggunakan jalur air, sehingga perlu jalan darat untuk menembus ke titik yang dimaksud.

    Hadir juga dalam pertemuan tersebut, Bakti Yusuf Irwandi selaku Tenaga Sub Profesional Pemetaan Partisipatif Desa Katunjung dari Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia bahwa sudah seharusnya setiap kegiatan atau program baik dari pemerintah maupun dari pihak swasta menjadi sinergritas bersama karna tujuan tersebut sama walau beda kegiatan.

    Program sebagus apapun tidak akan dapat berjalan dengan baik kalau tidak ada solidoritas masyarakat katunjung dan terpenting bahwa ini adalah gerakan partisipatif rakyat untuk bersama-sama menjadi bagian terpenting menjaga dan merawat desa tercinta ini terutama menanggulangi potensi kebakaran hutan dan lahan.

    Bakti yang juga merupakan Wakil Sekretaris Karang Taruna, Kalimantan Tengah menyampaikan pesan Abdul Hafid Ketua Karang Taruna Kalimantan Tengah, kepada kepala desa dan aparatur lainnya bahwa Organisasi Kepemudaan Tingkat Desa seperti Karang Taruna harus lebih diberdayakan lagi karena organisasi ini adalah mitranya pemerintah desa yang di isi oleh kaum-kaun muda yang tentunya masih enerjik dan progresif dalam bertindak.

    “Para pemuda ini diberdayakan menjadi garda terdepan dapat setiap proses pembamgunan yang akan di implementasi di desa ini dan hal tersebut sangat di apresiasi kepala desa dan akan memberikan ruang seluas-luasnya, untuk mereka berkarya nyata membangun desa terutama menjadi garis depan dalam menanggulani kebakaran hutan dan lahan,” ungkap kepala desa.

    (fr/beritasampit.co.id)