PANGKALAN BUN – Mengenal lebih dekat dengan Suratman, Ketua Komunitas/Club Motor RX.King ‘KIBAR 15’ Capter “PANGKI’ Pangkalan Bun King Club, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), ternyata orangnya mudah bergaul.
Suratman yang rumah kediamannya di Perum Beringin Rindang Rt.08 Desa Pasir Panjang, ternyata dia adalah Ketua Rukun Tetangga (RT) 08 dan juga mantan Anggota DPRD Kabupaten Kobar, Periode 2004-2009.
“Saya sejak dulu, juga sebelum menjadi anggota DPRD Kabupaten Kobar sudah menjadi ketua RT, bahkan ketika menjadi anggota DPRD juga tetap masih menjadi ketua RT, sampai sekarang,” jawab Suratman, saat dibincangi beritasampit. co.id, usai acara HUT Ke 2 Club Motor RX.King Kibar 15 Minggu (26/11/2017).
Menurut Suratman, yang juga salah seorang pengembang perumahan di bilangan Desa Pasir Panjang, hobynya selain mengembangkan usaha perumahan, juga hoby lainnya kumpul-kumpul dengan masyarakat, khususnya dengan para pemuda.
“Dalam komunitas atau club motor Yamaha RX.King ini, saya ditunjuk sebagai Ketua dan Pak Bambang Purwanto mantan Bupati Kobar, sebagai Ketua Dewan Penasehatnya. Kami siap mengemban amanah para anggota, antara lain akan membuka program menggalang dana. Dari anggota, oleh anggota untuk anggota, misal ada anggota yang sakit dan lainnya,” aku Suratman.
Itu ptogram kedalam organiasi, sedang untuk program keluar lanjut Suratman, yang hubungannya dengan pemerintah dan masyarakat, pihaknya siap mengawal program pembangunan. Juga untuk tingkat keamanan, siap mengawal dan melaksanakan intruksi Polres Kobar.
Ditambahkan Suratman,komunitas/Club motor Yamahan RX.King, tumbuh subur, khususnya di Jawa sudah sejak lama.
“Karena motor Yamahan sudah melegenda Raja Jalan Raya, sehingga anggota komunitasnya tidak terbatas dengan usia,mau tua muda, orang desa, orang kota, karyawan, buruh, maun pejabat, mereka bersatu dalam komunitas motor yamahan” ujar Suratman.
Masih kata Suratman, dengan banyaknya bermunculan nama-nama komunitas/Club motor Yamaha, khususnya RX.King, maka sebuat terhadap morot RX King, yang dulu sering dituding sebagai motor ‘rampok’ dan ‘penjambret’.
“Sekarang sebutan itu sudah lama menghilang, karena mereka takut.Karena para anggota komunitaspun kalau ada kejadian perampokan atau jambret di jalan raya,sering membantu memburunya”,beber Suratman.
(man/beritasampit.co.id)
