HALAL EKONOMI DI NEGARA SEKULER : CATATAN DARI BELGIUM

    Muhammad Said***

    PERKEMBANGAN Islam di Eropa mengalami dinamika positif. Hal ini ditandai tidak saja dengan terbukanya ruang kebebasan beragama, pengakuan Islam sebagai agama resmi oleh pemerintah Belgia, bertambahnya filantropi Islam seperti masjid dan beberapa lembaga  sosial, ekonomi dan keagamaan, meluasnya jaringan halal market, tingginya animo (tidak kurang dari 100 ) perusahaan besar (giant corporation) di negara Uni Eropa untuk menopang halal market goes global, tetapi juga meningkatnya  jumlah masyarakat Muslim dari tahun ke tahun.

    Beberapa faktor penopang meningkatnya populasi masyarakat Islam di Belgia antara lain;  Pertama, dukungan merintah terhadap program international immigrants yang telah berlangsung sejak lama. 

    Program ini dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Muslim dari berbagai negara untuk eksodus secara besar-besaran;  Kedua,  Pernikahan antara immigran Muslim dengan masyarakat lokal.  Pernikahan silang ini berkontribusi terhadap meningkatnya populasi Muslim di Belgium.

    Faktor ini telah memenuhi tercapainya tujuan pernikahan dalam Islam yaitu, diantaranya,  terjadi perkembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak kemudian melahirkan populasi yang bersuk dan berbangsa.  Ketiga,  Angka kelahiran.  Kalangan immigran Muslim ternyatat memiliki tingkat kelahiran yang cepat dan lebih tinggi dibanding masyatakat lokal.

    Tingginya tingkat kelahiran immigrant Muslim tidak saja untuk mencapai tujuan pernikahan dalam Islam meliankan juga secara sosial ekomomi memberikan kemudahan bagi keluarga yang memiliki anak hingga empat orang untuk mendapatkan fasilitas dari pemerintah dan kemudahan-kudahan lain serta jamiman sosial yang tinggi.

     Keempat,  Kebijakan reuni keluarga immigrant.  Kebijakan ini memberi ruang bagi para immigrant untuk menetap di tempat suami/istri/anak mereka bekerj. 

    Kelima,  faktor terpenting terjadinya konversi (pindah agama) masyarakat local (Belgium) ke dalam Islam. Walaupun jumlahnya  mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun membantu dalam banyak hal.

    Data  lima tahun terakhir menujukkan:
    2016 = 498;
    2015 = 614;
    2014 = 659;
    2013 = 547;
    2012 = 573

    Konversi berdampak tidak saja pada penguatan ghirah keislaman masyarakat Muslim di Eropa, tetapi juga peningkatan fungsi filantropi Islamic Center sebagai tempat pembinaan akidah dan muamalah masyarakat Islam.

    Selain itu, dampak konversi adalah meningkatnya pelayanan halal market, terutama dalam bidang fakanan (halal food) dan berupa barang dan jasa lainnya.
    Pasar halal di Belgium

    Halal economy yang menjadi trend global tidak saja menjadi fokus garapan negara-negara mayoritas Muslim seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab,  Pakistan, Malaysia,  Indonesia dan sebagainya, tetapi juga mendapat apresiasi tinggi dari negara-negara Sekular.

    Belgia merupakan jantung dari negara-negara Uni Eropa memiliki perhatian besar terhadap pengembangan pasar halal economy. Indikator yang bisa dijadikan dasar adalah dengan terhimpunnya sekitar 100 perusahaan besar (giant corporation) dalam sebuah wadah HALAL CLUB,  di mana Prof. Marc Descamps, Managing Directornya.

    Jaminan kepastian legalitas kehalalan produk yang diluncurkanndi pasar ditentukan oleh sebuah lembaga sertifikasi halal terbesar di Eropa seperti MUI di Indonesia,  yaitu Halal Federation Certificate of Europe.  Bahkan,  HFCE memiliki jaringan kerjasama dengan MUI di Indonesia.

    Sektor ekonomi halal yang berkembang di Belgia dapat dikalsifikasi ke dalam dua sektor yaitu sektor barang (goods) seperti makanan,  minuman,  obat-obatan, daging,  furtniture dan sebagainya dan sektor jasa (services) seperti jasa keuangan dan non-keungan. 

    Sektor keuangan dipilah lagi menjadi bank Islam dan non-bank seperti asuransi,  sukuk dan lainnya.

    Dengan melihat dukungan dan arah perkembangan pasar halal economy,  maka Belgia menjadi satu kekuatan utama di negara Uni Eropa yang dapat membawa halal economy menjadi pilar pertumbuhan dan perkembangan ekonomi global.

    (***Visiting Professor di Khatolikie University Leuven Belgium 2016-2017, Guru Besar Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.)