Ibu Rumah Tangga Masih Mendominasi Kasus Terjangkit Virus HIV/AIDS

    SAMPIT – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak (P3A) Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (P2KB) Rusmiati Sh. MM. Salah satu pemateri Sosialisasi di Aula Kecamatan Baamang Senin (10/04/2017) pukul 09.00 WIB ia menyampaikan bahwa kasus terjangkit Human Immuno Deficiency Virus (HIV) Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) ini yang tertinggi adalah Ibu Rumah Tangga (IRT).

    Selain itu banyak anak-anak Remaja yang terjerumus dalam dunia Narkoba. Dan Narkoba adalah no.1 setelah HIV. Dalam Undang-Undang No. 23 2002 dan 2004 tentang perempuan dan anak harus kita perhatikan bersama.

    “Untuk HIV belum ada yang memadai dan menjamin tentang masalah virus tersebut. Oleh karena itu kita harus pagari diri kita sendiri untuk menjamin diri sendiri maupun keluarga, setelah dibaamang kita juga akan memberikan sosilisasi ini di kecamatan Ketapang.”ungkapnya saat memberikan materi, Senin (10/4/2017).

    Ia juga menambahkan, sumber nya HIV ini adalah dari tempat-tempat yang akan ditutup (Lokalisasi). Kita juga mendukung penutupan sumber tersebut.

    Ruamiati berharap pada Sosialisasi hari ini, para tamu undangan yang menghadiri dapat mengambil pelajaran dan hikmah, dan masyarakat Baamang menjadi acuan dan bisa mengurangi angka-angka HIV. Karna di Kecamatan Baamang sudah ada yang terjangkit Virus tersebut.

    Sementara dr. Endang Srilestari Dyahpudjiastuti, M.kes yang bertugas di Rumah Sakit Dr. Murjani Sampit untuk menangani orang-orang terinfeksi HIV-AIDS menegaskan Kebijakan tentang pengendalian HIV-AIDS orang yang sudah positif HIV ia tidak bisa menjadi negatif lagi.

    Jumlah kasus HIV-AIDS tahun 2005-September 2014, di 2013 tercatat 29.000 dan paling tinggi HIV-AIDS 2012 8.747 orang di 2014 Heteroseksual orang yang berhubungan laki-laki dan perempuan di 2014 ada 70% yang tinggi saat ini. Kalau jarum suntik hanya sekitar 20%.

    “Untuk massa berobat nya seumur hidup, berbeda dengan Tuberculosis (TB) hanya 6 bulan pengobatan sudah bisa sembuh. Berdasarkan pasien yang saya tangani dari 60 pasien sekitar 15 orang adalah Laki Seks Laki (LSL),” tandasnya.

    Ia jua menghimbau untuk orang tua yang mempunyai anak untuk memberi anak pendidikan seks sedini mungkin. Dan untuk para ibu-ibu jangan hanya curiga kepada anak Perempuan saja namun juga kepada anak laki-laki, tetapi juga sesama jenis.

    Di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) para pelajar banyak di temukan penyakit seksual. Itu yg harus di sorot dan diberi pendidikan, agar mencegah HIV-AIDS tidak menyebar luas. Banyak kasus yang sudah meninggal karna HIV-AIDS. Adapun Diskriminasi nya sangat kuat kalau orang sudah tau bahwa ada yang tejangkit virus tersebut.

    “Sosialisasi ini bisa menambah ilmu bagaimana kita mencegah dan menekan angka kematian oleh virus tersebut. Mulailah berpikir dan bertindak, untuk mahasiswa dan pelajar jangan sembarangan, karna pelajar Sma sudah ada yang positif, dan orang tua jangan meremehkan jika anak melapor, bentuk pelampiasan pertama anak adalah ketika ia berbicara.”harapnya.

    “Kalau ingin periksa kami siap. Mulai menunggu sampai mengobati dirumah sakit sesuai jam kerja. Umur dari 25-49 tahun adalah usia yang paling tinggi presentasinya kasus AIDS di Kal-Teng tahun 2015 sampai dengan 2014 menurut faktor resiko. Presentasi kasus AIDS menurut pekerjaan di Kal-Teng 2005 sampai dengan 2015 Wiraswasta 25,9% dan kedua adalah IRT 19,4%.

    “>Dalam sosialisasi tersebut juga berlangsung tanya jawab dengan pemateri. Para pemateri juga menyampaikan bahwa tindak diskriminasi masih kuat, dan salah satu kepedulian kita adalah dengan sosialisasi ujar Endang.

    “>Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) juga menekankan warga pedulu AIDS (WPA). Seperti yang mereka lakukan di Kecamatan Kota besi beberapa waktu lalu disana Negatif, tidak ada yang positif.

    “>”Kita juga harus tau permasalahan dan kondisi yang ada di wilayah sekitar kita. Org HIV jangan dikucilkan karna dia bisa balas dendam dalam bentuk penyebarannya, tercatat 80% perempuan dan 20% laki-laki untuk penderita tersebut. Kita juga harus tetap toleransi dengan orang-orang itu. HIV selalu di hubungkan dalam seks dalam stigma kita. Masyarakat banyak yang masih tidak mengerti apa itu HIV-AIDS, kami selaku KPA selalu memberikan sosialisasi dan informasi kepada masyarakat.

    “Terlihat Fisik orang yang terkena HIV sehat. NAmun didalam nya terdapat virus. Mari kita hindari dan cegah, pesan dari KPA.

    (jmy/beritasampit.co.id)