Sosialisasi Empat Pilar MPR, Terbuka Bagi Siapa Saja

    JAKARTA – Sosialisasi Empat Pilar MPR yaitu Pancasila, UUD NRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), terbuka untuk siapa saja.

    “Justru dengan empat pilar MPR ini jika sudah merakyat maka selesai sudah tugas dari MPR,” kata Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Oedang saat membuka Kongres ke 2 Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) di Gedung MPR, Sabtu (11/11/2017).

    Dijelaskannya, masyarakat sekarang ini memerlukan berita yang benar bukan bohong karena jika berita bohon terus berkembang akan membuat masyarakat menjadi kurang cerdas. Padahal ke depan diperlukan generasi cerdas yang mampu membangun di daerahnya masing-masing.

    “Peran bagi semua pewarta untuk menampilkan berita yang benar karena negara ini memerlukan berita yang benar agar pembangunan berjalan lancar,” tegasnya.

    Dia juga sangat senang dengan adanya ormas seperti PPWI karena akan membantu masyarakat untuk bisa terhindar dari berita bohong.

    Banyaknya berita bohong membuat tatanan kehidupan masyarakat menjadi kurang bagus. Di sinilah peran semua media untuk melawan berita bohong ini sehingga masyarakat masih percaya kepada media resmi.

    “Memang untuk menjadi wartawan itu tidak mudah perlu persyaratan yang ketat sehingga hasil kerja mereka dari warta menciptakan kepercayaan, jika sudah tidak percaya lagi kepada media, maka diambang kehancuran,” tegas OSO.

    Di depan peserta kongres OSO menyatakan ada yang menggembirakan dalam pembacaaan doa di acara ini, yaitu semua doa agama diberi kesempatan, baik Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu.

    “Cara berdoa seperti ini jarang ditemukan, jadi, ini menunjukkan bahwa keberagaman agama di negara ini terjadi, tidak saling menghujat. Bahkan jika disimak dari doa masing-masing agama tadi tidak ada yang menyuruh berkelahi, semuanya berusaha untuk hidup damai,” kata OSO.

    Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke menjelaskan keberadaan persatuan ini untuk mengumpulkan yang mau menyumbangkan ilmunya dalam hal komunikasi dalam berbagai bidang seperti dari buruh, dokter, pegawai swasta, TNI dan Polri. Tidak kenal agama, ras dan golongan.

    “Kegiatan selain edukasi, memberikan pelatihan tentang menulis juga mengumpulkan informasi, mengolahnya,” tegas Wilson.(djan)