Harga Galian C Naik, Supir Truk Mogok Kerja, Ini Kata DPRD Kotim…

    Editor : Edy R.

    SAMPIT – Aksi mogok kerja yang dilakukan oleh sejumlah Supir Truk di sekitar Bundaran Balanga, Kecamatan MB Ketapang, pada Senin (4/12/2017) tadi pagi, merupakan buntut dari naiknya harga galian C di kotim yang terkesan mendadak dan dipaksakan oleh pemilik galian C tersebut.

    Menanggapi hal ini Anggota Komisi II DPRD Kotim Cici Desylia sangat menyayangkan hal itu. Menurutnya, aksi mogok kerja tersebut menandakan kalau galian C di Kotim ini sudah sepantasnya di benahi agar masalah harga tidak lagi menjadi momok bagi para sopir maupun dampak terhambatnya pembangunan di Kotim ini sendiri.

    “Kalau harganya naik, namun sesuai wajar saja, tapi setidaknya lihat sikon, dan tidak terkesan merugikan banyak pihak, nanti dampaknya menghambat pembangunan di kotim, lokasi galian C di sana ( Ketapang) merupakan pemasok tanah uruk dan pasir untuk percepatan pembangunan daerah,” ujar Cici Desliya.

    Selain itu dia juga menyayangkan jika dalam kasus ini pemerintah daerah tidak segera mengambil langkah atau kebijakan, guna mengantisipasi lambannya pembangunan di tahun 2018 ini, khususnya wilayah dalam kota maupun kecamatan dan desa sekitarnya.

    “Kita sangat menyayangkan hal ini, jika pemerintah daerah tidak segera mengambil sikap maka hal ini sangat berdampak besar terhadap pembangunan di kotim, apalagi saat ini banyak proyek-proyek yang masih berjalan dan belum selesai pengerjaannya, secara otomatis bukan hanya sopir truk saja yang dirugikan namun semua elemen masyarakat,” ujar Cici.

    Politisi PDI Perjuangan ini meminta agar pemkab kotim segera turun tangan guna mencari solusi, selain itu juga dia berharap kepada sejumlah pemilik galian C supaya lebih mengedepankan kepentingan masyarakat dan umum.

    ” Kalau mau naikin harga lebih baik pikir-pikir dulu, ini dampaknya cukup serius, selain itu juga efek negatifnya pasti akan muncul dan tidak menutup kemungkinan diantara sekian banyak galian C itu jelas perijinannya,” ungkapnya.

    Diketahui aksi mogok kerja para Supir tersebut lantaran harga tanah uruk yang sebelumnya Rp 80.000 naik menjadi Rp 100 ribu, sedangkan harga pasir kualitas bagus sebelumnya dari harga 500 persatu retnya itu ikut naik jadi 550, hal ini sudah berlangsung sejak beberapa hari terakhir.

    “Mudahan pihak pemkab segera mengambil tindakan tegas, agar tidak berdampak buruk, dugaan kita dilokasi juga masih banyak galian C ini yang tudak punya ijin, itu harus segera ditertibkan, bagi yang punya ijin juga jangan terlalu tinggi menaikkan harga,” tutupnya.(drm/beritasampit.co.id)