WOW…Kadis Kesehatn Kobar Imbau Malam Tahun Baru Masyarakat Jangan Beli Terompet, Kenapa ?

    PANGKALAN BUN – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) drg. Dwi Ratna Soeryandari, mengimbau pada acara malam tahun baru 2018, sebaiknya jangan membeli terompet.

    Karena terompet sangat memudahkan untuk menularkan penyakit ‘difteri’. Himbauan drg. Dwi Ratna Soeryandari, disampaikan kepada beritasampit. co.id, saat dibincangi seputar maraknya penularan penyakit ‘difteri’ di Indonesia, yang diam-diam telah banyak membawa korban manusia.

    “Imbauan kepada masyarakat untuk merayakan tahun baru 2018, jangan membeli terompet, murni himbaun saya sendiri. Tidak ada himbauan dari Menteri Kesehatan. Itu, imbauan pribadi saya demi menyelamatkan pencegahan penularan penyakit difteri, yang kini diamdiam sudah menyebar di Indonesia,” tegas Ratna.

    Menurut Ratna,memang di Kabupaten Kobar belum ada temua warga masyarakat yang terjangkit penyakit ‘difteri’. “Tapi mencegah sedini mungkin itu kan lebih baik, dari pada nanti setelah terjadi baru menghimbau. Dan melalui terompet sangat mudah penularannya, apa lagi terompet sangat disenangi anak-anak kecil, apa bila ditiupsecara bergantian kebetulan ada sipenderita, maka hanyadengan hitungan menit saja penyakit ‘difteri’ langsung menular,” terangnya.

    Selain, menghimbau jangan membeli terompet, juga Ratna sangat mengajnjurkan kepada masyarakat, apa bila makan/minum dirumah makan baik sendok dan gelasnya harus benar-benar bersih,” imbuh Ratna.

    Menurut Ratna, Difteri/ Diphteria adalah penyakit infeksi bakteri yan disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae, yang umumnya pertama menyerang seputar tenggorokan, kemudian melapisi hidung dan tenggorokan serta tonsil.

    Akibatnya tenggorokan menjadi terinflamasi dan inflamasi ini dapat menyebar ke kotak suara ( larynx) sehingga mempersempit saluran pernafasan.

    Tanda dan Gejala Penyakit Difteri antara lain, Sakit ketika menelan,Kelenjar getah bening di leher membengkak, Kesulitan bernafas dan nafas cepat, keluar cairan dari hidung, demam dan menggigil, malaise dan umumnya muncul 2-5 hari setelah terinfeksi, namun mungkin juga baru muncul 10 hari kemudian.

    Penularan penyakit difteri terjadi melalui tetes udara yang dikeluarkan oleh penderita ketika batuk atau bersin. Penularan juga dapat terjadi melalui tissue/sapu tangan atau gelas bekas minum penderita atau menyentuh luka penderita.

    “Untuk selengkapnya, kalau ada tandan dan merasa ada gejala tersebut di atas segera datang ke dokter atau ke Pukesmas dan Rumah Sakit,” beber Ratna.

    (man/beritasampit.co.id)