Terisolasi, Kades Ini Minta Pemkab Segera Bantu Warga Pedalaman

    SAMPIT – Sulitnya jangkauan atau medan yang dilalui, membuat warga yang berada di pedesaan atau pelosok khususnya di Desa Tumbang Gagu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), tak sanggup untuk berurusan atau bepergian ke kota yakni Kota Sampit.

    Jika bepergian ke Kota Sampit, tentu akan memakan banyak biaya yang dikeluarkan. Hal ini diungkapkan oleh Timbang selaku Kepala Desa Tumbang Gagu, Kecamatan Antang Kalang, Timbang di Sampit, Selasa, (6/2/2018).

    Menurutnya, setiap warga yang ingin bepergian ke Kota Sampit atau berurusan hal lainnya, maka harus mengeluarkan uang atau biaya sekitar Rp6 juta lebih. Itupun hanya untuk biaya transportasi. Jika dihitung dengan biaya makan dan penginapan, makan bisa mencapai Rp7 juta perhari.

    Hal ini juga lanjutnya, yang membuat warganya jarang ke Kota Sampit, apalagi mengurus administrasi kependudukan. Dampak lainnya adalah lambannya pembangunan diwilayah itu. Sehingga Desa Tumbang Gagu, belum bisa lepas dari status sebagai desa tertinggal.

    “Desa kami masih menyandang status desa tertinggal dan masih terisolasi. Untuk mencapai desa, harus melalui jalur air. Begitu pula fasilitas serta tenaga kesehatan dan pendidikan juga masih belum sesua harapan,” terangnya.

    Timbang sendiri, tidak menyalahkan pemerintan kabupaten akan hal tersebut. Namun dirinya berharap, pemerintah daerah, dapat mengupayakan agar desanya lepas dari predikat desa tertinggal dengan membua akses jalur darat agar warga lebih mudah berurusan ke Kota Sampit.

    Untuk diketahui, Desa Tumbang Gagu merupakan desa paling atas atau hulu dan paling ujung di Kotawaringin Timur. Desa ini berbatasan dengan Kecamatan Katingan Hulu Kabupaten Katingan.

    Desa yang dihuni sekitar 600 jiwa yang tersebar di empat rukun tetangga itu, belum terhubung jalan darat Kotawaringin Timur. Desa ini malah mudah diakses melalui kabupaten tetangga yakni Kabupaten Katingan.

    (raf/beritasampit.co.id)