Wakili Kalteng Di Kompetisi IYCF, Lima Mahasiswa Ini Terancam Tidak Bisa Hadir, Kenapa Ya ?

    SAMPIT – Indonesian Youth Collaboration Forum (IYCF) yang akan dilaksanakan di Bali pada tanggal 23- 25 Februari 2019 mendatang mengangkat tema Rembuk Pemuda Nasional, membangun Indonesia melalui kolaborasi dan kontribusi.

    Indonesian Youth Collaboration Forum 2018 merupakan sebuah wadah kolaborasi pemuda Indonesia yang diinisiasi oleh KOMA Youth Collaboration untuk menampung aspirasi pemuda dari 34 provinsi di Indonesia.

    IYCF 2018 hadir sebagai
    transformasi ruang aspirasi yang menghubungkan pemuda dengan pemerintah melalui proses analisis yang kuat serta data yang akurat.

    Aspirasi yang selama ini hanya disalurkan secara konvensional tanpa data dan proses analisis di media sosial dan aksi unjuk rasa di jalan seringkali tak berujung pada solusi yang tepat.

    Pemuda Indonesia yang saat ini sangat lekat dengan perangkat teknologi informasi sudah saatnya untuk menyampaikan aspirasi melalui wadah yang terintegarasi dengan proses analisis dan data yang akurat.

    Pemuda dari 34 provinsi di Indonesia akan berembuk untuk menganalisis kebijakan pemerintah dengan 10 isu utama yang berasal dari 10 prioritas pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun 2018.

    Isu utama tersebut meliputi. Pendidikan, Kesehatan, Pembangunan Perumahan dan Permukiman, Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata, Ketahanan Energi, Ketahanan Pangan, Penanggulangan Kemiskinan, Infrasruktur, Konektivitas, Kemaritiman, Pembangunan Wilayah, Politik, Hukum, Pertahanan Dan Keamanan.

    Luaran yang dihasilkan dari proses analisis kebijakan yang dilakukan berupa rekomendasi pengembangan kebijakan yang mewakili setiap isu utama.

    Rekomendasi tersebut nantinya akan langsung diteruskan ke pemerintah untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam proses pengembangan kebijakan.

    Selain rekomendasi kebijakan, aspirasi pemuda Indonesia di IYCF 2018 juga akan dituangkan dalam
    bentuk deklarasi pemuda nasional dan rencana aksi pemuda.

    Rencana aksi tersebut merupakan bentuk kontribusi nyata yang akan dilakukan pemuda Indonesia untuk menopang proses pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.

    “Semua tahap sudah saya lalui dan berhasil menjadi salah satu delegasi perwakilan Kalimantan Tengah. Kendala saya saat ini adalah masalah transportasi, acara IYCF 2018 akan dilaksanakan di Bali 23 sampai 25 Februari 2018 mendatang,” ungkap Akbar Apriansyah Mahasiswa salah satu delegasi yang berkuliah di Universitas Esa Unggul.

    Akbar menjelaskan, bahwa harapan dan tujuan nya mengikuti IYCF adalah ingin mengembangkan setiap potensi yang dimiliki masyarakat kalimantan dalam sektor pendidikan, karena baginya pendidikan adalah yang terpenting dalam menciptakan generasi untuk mandiri, maju, demokratis, dan tentunya bebas dari kemiskinan.

    “Terlepas di kalimantan masih banyak anak-anak yang enggan bersekolah yang disebebkan karena kemiskinan, jalan menuju sekolah yang sulit serta kualitas pengajar yang sangat rendah sehingga semangat untuk meraih pendidikan semakin kendor,” ucap Akbar, Jum’at (16/2/2018).

    “Saya berharap adanya pemerataan pendidikan di Kalimantan Tengah, tentunya diperlukan peran serta dukungan dari pemerintah, swasta dan masyarakat. Saya ingin pemerintah lebih bisa terbuka untuk rakyat, pemberdayaan masyarakat apa yang sedang di butuhkan masyarakat, sehingga tidak terjadi kecemburuan sosial,” ujarnya.

    Dijelaskan Akbr juga, bahwa dirinya lahir dari keluarga sederhana. Kedua orang tuanya tidak sanggup meneruskan biaya sekolah hingga ke Universitas, akhirnya dia berjuang keras untuk meraih beasiswa.

    “Saya minta bantuan kepemerintah daerah mereka seperti menutup mata dan telinga, tapi saya tidak menyerah, alhamdulilah sekarang saya bisa berkuliah di jakarta dengan beasiswa penuh. Selain kemiskinan, kualitas pengajar dan infrastruktur menuju sekolah yang bisa di bilang buruk,” ungkap Akbar.

    Akbar menilai, terkadang program beasiswa yang diberikan pemerintah daerah pun jarang dirasakan masyarakat di pelosok Kalimantan, tetapi yang merasakannya adalah masyarakat perkotaan. Dia yakin telah banyak upaya pemerataan pendidikan yang telah pemerintah daerah lakukan.

    “Saya sebagai generasi muda siap mengabdi untuk memajukan pendidiikan yang ada didaerah saya.
    Dengan mengikuti IYCF saya ingin mengharumkan nama Kalimantan di mata daerah daerah lain. Karena Kalimantan juga mempunyai potensi yang sama seperti daerah lain di Indonesia,” kata Akbar.

    Harapannya adalah pemerintah bisa membantu mendanai keberangkatan dan kepulangan saya dari Jakarta ke Bali. Sebenarnya dia saat ini harus segera registrasi ulang dan paling lambat hari Senin (26/2/2018) nantinya.

    Akbar menyebutkan ke empat delegasi dari Kalteng hanya ada dua yang bisa berkomunikasi dengan dirinya. Akbar mengatakan bahwa kedua temannya tidak ingin berangkat lantaran keterbatasan dana.

    Adapun ke lima orang yang menjadi delegasi dari perwakilan Kalteng adalah, Akbar Apriansyah, Hilyatul Asfia, Julita Sari, Nita Maulina, dan Palty Zihal Sabrini.

    (jmy/beritasampit.co.id)