Hari ini, Batik Air Buka Penerbangan Baru Tujuan Jakarta – Palangka Raya

    PALANGKARAYA – Batik Air, maskapai dengan layanan penuh (full services airlines) yang tergabung Lion Air Group secara resmi, Kamis (28/3/2018) kemarin mengumumkan membuka rute baru dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng (CGK) ke Palangkaraya, ibu kota Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui Bandar Udara Tjilik Riwut (PKY), efektif mulai 29 Maret 2018 hari ini.

    Untuk tahap awal penerbangan Batik Air ini akan dilayani dengan satu frekuensi setiap hari dan tanpa henti.

    Rute baru dioperasikan dengan jadwal keberangkatan dari Cengkareng pukul 06.00 Wib dan tiba di Palangkaraya pada 07.40 Wib.

    Sebaliknya, penerbangan selanjutnya akan berangkat dari Bandar Udara Tjilik Riwut pada pukul 08.20 WIB dan dijadwalkan mendarat di Soekarno-Hatta pada 10.00 WIB.

    Dengan harga tiket hanya Rp 700.000, pembisnis dan wisatawan bisa menikmati perjalanan kelas premium dengan pelayanan penuh yang dilengkapi dengan In-flight entertainment, in-flight meal, suasana kabin nyaman dan jarak antarkursi lega, sehingga memperoleh pengalaman perjalanan paling berkesan.

    Capt. Achmad Luthfie, CEO Batik Air mengungkapkan rasa senangnya bisa membuka jalur penerbangan baru di daeeah Kalimantan khususnya di Kalteng.

    “Kami merasa sangat senang bisa membuka salah satu jaringan baru di Kalimantan, khususnya ke Palangkaraya. Pembukaan rute baru pergi pulang (PP) tersebut merupakan wujud dari keseriusan Batik Air untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan serta masyarakat dalam bepergian,” tuturnya.

    Selain itu juga, menurut Luthfie, Batik Air telah memenuhi permintaan para pengguna jasa yang ingin melakukan penerbangan dari Kalteng menuju Jakarta dan sekitar secara aman, nyaman serta cepat.

    “Upaya tersebut, jalur transportasi udara yang tepat bisa mewujudkan perekonomian ke depan lebih baik,” tambahnya.

    Kehadiran Batik Air di Palangkaraya, semakin melengkapi pilihan terbaik jadwal terbang bagi wisatawan dan pebisnis bersama Lion Air Group.

    Untuk diketahui, Lanjut Luthfie, Lion Air juga memiliki dua penerbangan harian dari Cengkareng, dua dari Surabaya dan satu regular flight dari Solo.

    Kemudian untuk Wings Air telah menghubungkan Kalimantan (Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak, Sampit dan kota lainnya) serta Palangkaraya ke Makassar. Kini, intra-Borneo dapat terjangkau ke berbagai kota di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua menjadi lebih mudah.

    Khusus dari Cengkareng, dengan terhubungnya penerbangan baru semakin meramaikan rute yang sudah ada. Jaringan konektivitas di Palangkaraya telah memiliki cakupan luas.

    Selain itu dijelaskan Luthfie, kedepannya Lion Air Group berencana akan mengembangkan layanan dari sisi penambahan rute baru serta penambahan frekuensi. Tujuan utama tetap mengedepankan akses bagi warga Palangkaraya dan sekitar.

    “Pembukaan Cengkareng – Palangkaraya menjadi bagian komitmen Batik Air dalam memperkuat operasional penerbangan di Indonesia, sekaligus mengembangkan konektivitas dari berbagai daerah ke destinasi regional. Langkah ini diharapkan mampu mendukung peningkatan lalu lintas perdagangan dan pariwisata antarpulau melalui kemudahan akses moda transportasi udara, “ terangnya.

    Tidak hanya itu, Luthfie juga optimis, dengan hadir di tengah-tengah sebagai jembatan menuju Palangkaraya akan memberikan dampak positif dalam pertumbuhan ekonomi daerah.

    Sebab menurutnya, Kalteng mempunyai potensi bisnis cukup besar dan terus meningkat dari berbagai sektor. Industri besar meliputi pabrik karet hingga industri kreatif antara lain kerajinan benang bintik, batu permata, furnitur anyaman rotan dan aneka olahan pangan telah berkembang di wilayah tersebut.

    Selain itu juga, Kota Palangkaraya memiliki tawaran unik bagi wisatawan yang menyukai petualangan dan jalan-jalan, salah satunya menyusuri Sungai Kahayan, sungai terbesar di Kalteng.

    Sisi sungai dilengkapi taman kota serta terdapat Tugu Soekarno, yang menjadi salah satu spot terbaik memanjakan diri dengan menikmati panorama Jembatan Kahayan. Selain itu, berkesempatan bisa melihat lebih dekat sungai ini sebagai salah satu sarana roda perekonomian masyarakat.

    Kota yang memiliki julukan “Bumi Isen Mulang” itu juga menjadi destinasi desa wisata karena menyimpan ragam kekayaan budaya adat, hingga kesenian. Di sinilah bisa dijumpai Huma Hai atau lebih terkenal sebagai rumah besar tradisional Kalimantan Tengah yang begitu bernilai historis.

    Untuk wisata alam, salah satunya ada Sebagau, taman nasional yang terbuka bagi pelancong untuk menelusuri keanekaragaman ekosistem di dalamnya.

    (release for beritasampit.co.id)