Komisi III Minta Disnaker Persentasikan TKA dan Warga Luar Daerah di Kotim

    SAMPIT – Sekertaris Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Hero Harapanno Mandouw, meminta agar Dinas Pekerjaan dan Transmigrasi untuk mempersentasekan jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) maupun pekerja dari luar daerah Kalteng ini.

    “Kita ingin tau seberapa besar titik angka pengangguran di Kotim ini, dengan data pekerja asing dan warga luar daerah Kotim ini khususnya, akan terlihat berapa peluang kerja penduduk lokal sini yang hilang,” ujarnya, Sabtu (14/4/2018).

    Hero menilai, sejauh ini masih tinggi angka pengangguran di Kotim. Hal ini juga tidak hanya dinilai dari data saja melainkan dari tindak kriminalitas yang masih tinggi, serta PBS (Perusahaan Besar Swasta) yang lebih mengedepankan serapan tenaga kerja dari luar pulau maupun manca negara.

    “Kita harus tau kondisi daerah ini, berapa peluang kerja yang ada nantinya akan menjadi bahan koreksi juga di komisi III, saya yakin tidak hanya perkotaan saja yang saat ini mengalami sulitnya mencari pekerjaan, bahkan di Desa di Kotim inipun pasti banyak pengangguran,” timpalnya.

    Legislator Partai Demokrat ini juga mengharapkan agar pemerintah daerah melalui program kerja mengembangkan dunia pariwisata Kotim ini dapat membuka peluang kerja yang besar bagi penduduk lokal yang ada saat ini.

    “Kita tidak ingin seni budaya lokal malah diproduksi oleh bukan orang yang paham tentang seni budaya lokal, tidak hanya mengenai cestur seninya saja, tetapi setiap seni yang ada di Kotim ini memiliki arti dan makna yang mengukir tentang sejarah, dan ini tidak akan di mengerti oleh orang yang bukan orang lokal di Kotim ini,” jelas Hero.

    Namun Hero juga menegaskan dalam hal ini bukan berarti menutup peluang bagi warga dari luar, melainkan sebagai bahan koreksi agar emerintah daerah dalam mengembangkan wisata lokal dapat memberikan sajian khusus hingga ke tingkat internasional nantinya.

    “Banyak hal yang harus kita contohi, Papua, dan Bali salah satu tingkat wisata lokalnya di kenal dunia karena hasil murni, yang kemudian di tingkatkan, dan itu hasil karya alam dan lokal saja, dari situ kita harus belajar memulai,” tutupnya.

    (drm/beritasampit.co.id)