Di Kapuas, Ada Kemungkinan Peningkatan Kasus Demam Berdarah

    KUALA KAPUAS – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Apendi mengungkapkan pada tahun 2018 ini ada kemungkinan terjadi peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD).

    Sebab, dalam tiga bulan terakhir setidaknya terdapat 26 kasus DBD di Kabupaten Kapuas.

    Demikian disampaikannya kepada sejumlah awak media, Jumat (20/4/2018) di Kuala Kapuas.

    “Evaluasi yang kita lakukan selama tiga bulan ini sudah ada 26 kasus DBD. Jadi, ada kemungkinan peningkatan kasus DBD tahun ini, untuk itu perlu kita lakukan antisipasi bersama dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” ujarnya.

    Guna mencegah penyakit tersebut, pihaknya menggalakkan gerakan satu rumah satu jumantik.

    Menurut Apendi, gerakan satu rumah satu jumantik juga merupakan bagian dari upaya pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus yaitu menguras, menutup dan mendaur ulang ditambah menghindari gigitan nyamuk.

    “Jadi, kita harapkan seluruh masyarakat melakukan PSN, dan kita juga melatih dan mendidik petugas jumantik yang kita ambil dari kades jumantik yang siap satu rumah satu juru jumantik. Dengan begitu DBD bisa kita atasi karena sebelum menjadi KLB kita sudah lakukan pencegahan dulu,” ungkapnya.

    Aped-sapaan akrabnya menjelaskan, bahwa gerakan satu rumah satu jumantik sendiri dimaksudkan untuk mengajak setiap keluarga dan seluruh masyarakat agar mencegah munculnya perindukan nyamuk aedes aegypti di rumah atau di tempat kerja masing-masing.

    “Carabya dengan membasmi setiap jentik yang ditemukan dan meniadakan genangan air baik di luar maupun di dalam rumah atau gedung,” tukasnya.

    (irfan/beritasampit.co.id)