Perjalanan Pers Gathering Wartawan DPD:  Ikon Amoy Hilang di Singkawang

    SINGKAWANG – Jika selama ini Kota Singkawang di Kalimantan Barat dikenal dengan ikon Amoy panggilan untuk perempuan keturunan Tionghoa maka sekarang ikon itu sudah hilang.

    Jika yang mengatakan itu orang biasa mungkin kita kurang yakin tetapi jika itu dari mulut Wakil Walikota Singkawang Iwan atau dikenal dengan panggilan akrab Bang Iwan ternyata tidak diragukan lagi.

    “Sekarang Amoynya sudah hilang di Singkawang,” ucapnya saat memberii kata sambutan sebagai tuan rumah mewakili walikota yang tak bisa hadir pada pembukaan Pers Gathering wartawan DPD, Sabtu (28/4), saat itu hadir ketua DPD Oesman Sapta Odang (OSO) di Singkawang, Kalbar, Sabtu (27/4).

    Seusai acara wakil walikota saat diminta ketegasan Beritasampit.co.id penyebab ikon Amoy di Singkawang tidak ada lagi dijawabnya dengan tersenyum mereka pergi ke Taiwan.

    Melihat dari suasana Singkawang sendiri sekarang hampir sama dengan kotamadya lainya yang sudah tidak terlihat khas para Amoy jalan-jalan yang terlihat malah wanita berjilbab berkulit sawo matang dengan bahasa kental Melayu.

    Peserta Pers Gathering DPD sebenarnya saat mau ke Singkawang perjalananya penuh perjuangan karena ditotal waktu perjalanan dengan waktu tempuh baik bus angkutan antar daerah, ini dapat dilihat dari tulisan trayek bus Pontianak – Kuching sekira 7 jam.

    Bus tiga buah mengangkut peserta wartawan sekitar seratus orang terdiri dari media cetak, elektronik, radio TV, dan on line yang terbit seluruh Indonesia itu salah satu angkutan mengalami kerusakan AC sehingga mereka yang di dalam terganggu kenikmatan udara segar karena hanya tergantung udara masuk dari lubang atap bus. Kejadian itu berlangsung hampir lima jam.

    Tapi berkat semangat tinggi dari peserta ada AC mati tetap saja mengikuti dua bus AC lainnya menelusuri jalan samping kiri kadang ada rumah penduduk dan hutan itu dengan suasana malam kadang gelap gulita kadang ada cahaya listrik dari Kampung yang dilewati.

    Perjalanan dimulai dari Jakarta naik pesawat ke Pontianak, Kalbar diteruskan naik bus ke Kota Singkawang, maka waktu tempuh semua itu lebih kurang tujuh jam.

    Sehingga perjalanan Pers Gathering DPD dengan obyek ke Singkawang ini merupakan yang terlama jarak waktu tempuhnya dibandingkan jika acara yang sama ke Kayong atau
    Kabupaten Sukadana, Kalbar tempat lahir seorang tokoh besar di pesisir laut ini yaitu Oesman Sapta Odang (OSO) ketua DPD RI juga Waket MPR serta beberapa waktu lalu dipercaya menjabat Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).

    Bedanya jika ke Kayong dari Pontianak naik speedboad sekitar lima jam dengan kecepatan stabil dan jalan di atas air tidak begitu penuh belak-belok membuat perjalanan badan tidak terguncang keras Tetapi ke Singkawang karena lewat darat memakai Bus besar maka perjalanan penuh goyang dan zig zag pun terasakan.

    Soal menginappun beda, di Kayong di Hotel Mahkota berada di pinggir laut sementara di Singkawang di Swiss Bellin Hotel kelas bintang berada di tengah Kota Singkawang dengan nuansa pandangan bukit menjulang tinggi.

    Kemajuan pesat Singkawang dibandingkan 25 tahun lalu perkembangannya begitu cepat apalagi sekarang. status pemerintahan bukan lagi kabupaten tetapi kota hanya ststusnya masih lurah bukan desa dengan jumlah penduduk 250 ribu jiwa dari segi bangunan mengalahkan Palangka Raya Kalteng yang statusnya Ibu Kota itu.

    Singkawang sekarang dikenal sebagai Kota toleransi dengan nuansa agama tinggi, dulu dikenal Kampung Vihara sekarang dikenal kota ratusan musholla karena Vihara yang ada hanya 8 sedangkan musholla menyebar dimana mana karena orang Melayu identik Islam ditambah penduduk dari luar daerah seperti Jawa yang Muslim membuat tempat ini berubah nuansa Muslim lebih kental dibandingkan agama lainnya.

    Ada dalam pola hidup merubah gaya masyarakat di Singkawang ini sekarang ada beberapa mall, pasar modern yang membuat dilihat sepintas bukan lagi kelas Kota melainkan Provinsi.

    Dari perjalanan selama 7 jam dari Pontianak ke Singkawang saat di tengah perjalanan istirahat di sebuah kedai ternyata baru diketahui Ketua DPD OSO beberapa jam sebelumnya berangkat lewat darat juga menggunakan mobil. Hal itu setelah bertemu menikmati hidangan khas makan kecil di kedai ini yaitu kue lempar dan sirup lidah buaya.

    Selesai itu baru bersama peserta wartawan konvoi menuju ke Singkawang. Saat berbincang dengan Ketua DPD OSO di kedai, dia nampak segar dengan menggunakan baju warna putih duduk di paling pojok bangunan kedai.

    Terjadilah bicara soal tenaganya yang masih kuat dalam melaksanakan tugas sebagai pimpinan tinggi negara DPD yang padi sebelumnya bersama Kapolri dan Panglima TNI berkunjumg ke perbatasan Entikong dan Aruk. Setelah itu melakukan perjalanan lagi ke Singkawang naik mobil dengan wajtu tempuh sekitar enam jam.

    Ternyata semua dinikmati nya dengan enjoy. OSO yang kini usianya 68 tahun saat ditemui segar bugar, beda dengan sebagian wartawan yang mengikuti perjalanan darat ini sebagian ada kelelahan.

    Sungguhpun perjalanan itu jauh dengan waktu tempuh tetapi saat makan malam di rumah dinas Wakil Walikota Singkawang Irwan atau dikenal dengan panggilan akrab Bang Iwan, saat memberi sambutan Ketua DPD OSO masih segar dan masih sempat panjang lebar bercerita nostalgia dengan temannya saat dia ke Singkawang beberapa tahun lalu.

    Bahkan dia berucap ada yang belum saya penuhi janji di Singkawang ini agar memajukan Singkawang saat daerah ini tidak punya hotel yang bagus ingin membangun yang terbagus.

    “Ternyata sekarang banyak hotel mewah dibangun. Tapi saya pun masih ingin melaksanakan bangun hotel di sini yang lebih mewah lagi,” ujarnya di depan pejabat walikota

    Hal yang mengejutkan dalam pertemuan itu nuansa Melayu Lebih kental karena para penerima tamu wanita semua pakai jilbab pria pakai baju berpeci hitam khas Melayu. Ditambah lagi persembahan musik ala Melayu.

    Sehingga Singkawang yang berciri khas Amoy kini terguras dengan wanita berjilbab yang membuat nuansa kental Melayunya.

    (jan/beritasampit.co.id)