FORHATI Tanam Mangrove Merawat Indonesia

    JAKARTA – Koordinator Presidium Nasional Forum Alumni HMI Wati (FORHATI) mengadakan gerakan menanam pohon mangrove (bakau) di sepanjang pantai pesisir pantai utara.

    Tujuannya agar masyarakat peduli terhadap pemeliharaan kelestarian lingkungan dan ekosistem laut, khususnya pesisir pantai.

    Sebagai langkah awal, FORHATI ajak alumni canangkan gerakan menanam pohon mangrove (bakau) di sepanjang pantai pesisir pantai utara.

    Kegiatan langsung dipimpin Koordinator Presidium Nasional FORHATI Hanifah Husein, menanam 1000 pohon Mangrove di pantai Lontar Kemiri, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (13/5) dengan tema “Menanam Mangrove Merawat Indonesia”.

    Acara ini dimaksudkan untuk melestarikan lingkungan dan ekosistem laut, mengingat Mangrove merupakan tempat menetasnya (pemijahan) yang paling baik. berbagai jenis ikan, jelas Hanifah.

    Menurutnya, gerakan Tanam Mangrove ini merupakan bentuk tanggungjawab FORHATI sebagai perwujudan Insan Cita HMI dan Alumninya, yakni insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam serta bertanggung jawab atas kemakmuran rakyat yang diridhoi Allah SWT.

    “Insya Allah, gerakan Tanam Mangrove yang dilakukan oleh Alumni HMI maupun FORHATI ini akan menjadi pintu masuk bagi gerakan nasional yang sustainable untuk membantu pemerintah dibidang lingkungan pesisir,” ujar Hanifah.

    Ditambahkan, gerakan penyelamatan lingkungan tersebut bukan tanggungjawab FORHATI semata, tapi merupakan tanggungjawab semua pihak, termasuk generasi muda sebagai penerus bangsa. Oleh karena itu, pada acara Tanam Mangrove di pantai Lontar Kemiri ini, FORHATI mengajak siswa-siswi SMA maupun pramuka. Diharapkan, pelibatan tadi, akan menumbuhkembangkan sikap peduli generasi muda terhadap kelestarian lingkungan.

    Sementara itu, General Manager PLTU Banten 3 Lontar (PT Indonesia Power), Rahmat Syahputra Lubis, menyambut baik gerakan Tanam Mangrove disekitar wilayahnya tersebut.

    Rahmat berharap, FORHATI bisa mengajak organisasi kemasyarakatan lainnya dalam upaya penyelamatan lingkungan dan ekosistem pantai utara khususnya.

    Dijelaskan, kondisi saat ini pesisir pantai utara sepanjang kurang lebih 500 Km sangat memprihatinkan. Selain ekosistem rusak akibat pembangunan, pola hidup manusia yang cenderung merusak lingkungan dengan penumpukan sampah, saluran pembuangan, pendangkalan, abrasi dan lain-lain. Memperparah kerusakan ekosistem laut, termasuk kehidupan biota lautnya. Salah satu upaya penyelamatan ekosistem laut antara lain melalui gerakan Tanam Mangrove.

    Produksi O2 dari mangrove memberikan kontribusi terbesar bagi masyarakat. “Di laut kita tetap jaya”, seperti kata pepatah nenek moyang kita. Kelestarian ekosistem laut untuk kesejehteraan manusia, bila sebaliknya akan terjadi malapetaka, nelayan tidak bisa mendapatkan ikan, bahkan intrusi menyebabkan konsumsi air masayarakat tidak sehat, sambungnya.

    (jan/beritasampit.co.id)

    EDITOR : MAULANA KAWIT