Titiek Soeharto Keluar dari Golkar karena Partai Ini ABS

    JAKARTA – Titiek Soeharto alias Siti Hediati Harijadi menyatakan keluar dari Partai Golkar karena merasa masalah yang dihadapi masyarakat sangat memprihatinkan belum terselesaikan.

    “Saya sedih. Saya ingin menjerit untuk protes dan menyuarakan hati nurani rakyat..! Tapi saya tidak dapat melakukan hal itu, karena saya sebagai orang Golkar, partai pendukung Pemerintah. Seharusnya Golkar sebagai partai besar, sebagai pendukung dan sahabat yang baik harus bisa memberi masukan mana hal-hal yg baik dan yang buruk kepada Pemerintah, tidak hanya sekedar mengekor dan ABS (Asal Bapak Senang),” hal itu dia curahkan melalui Pernyataan Politik yang dibuatnya Kemusuk-Yogyakarta, Senin (11/6/2018).

    Hadir dalam pengumuman Ketum Partai Berkarya Tommy Soeharto dan Sekjen Partai, Priyo Budi Santoso.

    Ditegaskannya, dia kini pindah ke Partai Berkaya dijelaskan, kita ketahui bersama bahwa keadaan Bangsa kita saat ini sungguh sangat memprihatinkan.

    Pada saat kurang lebih 7 juta tenaga kerja kita nganggur, dan butuh pekerjaan untuk menghidupi keluarga mereka ditengah kondisi ekonomi mencekik, negara dibanjiri TKA yang tidak lebih pandai dari pada TK kita.

    Lanjutnya, alam dan tanah yang begitu subur yang Allah karuniakan kepada kita, seolah-olah tidak ada artinya, karena kita tidak dapat mengolahnya dengan baik untuk memenuhi kebutuhan pangan, sehingga apa-apa masih Import !

    Kekayaan sumber daya alam yang melimpah yang Allah karuniakan kepada kita tidak dapat dinikmati oleh rakyat. Tidak dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang.

    Penyelundupan narkoba yang berton-ton jumlahnya yang bisa menghancurkan bangsa kita sungguh sangat menyedihkan pemerintah tidak sedikitpun berkomentar tentang hal itu.

    Ini adalah sebagian kecil dari hal-hal yang memprihatinkan kita bersama yang terjadi saat ini, sambungnya.

    “Saya sedih. Saya ingin menjerit untuk protes dan menyuarakan hati nurani rakyat.! Tapi saya tidak dapat melakukan hal itu, karena saya sebagai orang Golkar, partai pendukung Pemerintah,” ujarnya.

    Saya adalah anak biologis Presiden Soeharto. Saya tidak bisa berdiam diri untuk tidak menyuarakan jeritan rakyat. Oleh karena itu saya memutuskan untuk keluar dari Partai Golkar dan memilih untuk memperjuangkan kepentingan rakyat melalui Partai Berkarya.

    “Sebagai konsekwensinya tentu saya juga harus melepaskan keanggotaan saya di DPR. Saya mohon pamit kepada teman di DPR, terima kasih untuk persahabatan dan kebersamaan kita selama ini, baik di Komisi IV, BKSAP maupun saat di rapat Paripurna,” ucapnya.

    Saya pasti akan merindukan saat kebersamaan kita. doakan kita bertemu lagi tahun depan..
    I SHALL RETURN !!

    Terima kasih kepada Partai Golkar yang telah menempa saya menjadi salah satu politikus wanita yang diperhitungkan di Republik ini, sambungnya.

    Saat ini Golkar sudah memiliki begitu banyak politikus handal, Golkar tidak membutuhkan saya.Tapi saya sangat dibutuhkan oleh Partai Berkarya, sambungnya.

    Partai Berkarya harus lulus Parliamentary threshold dalam Pemilu Legislatif tahun depan, agar Partai Berkarya dapat melanjutkan cita-cita Pak Harto untuk mensejahterakan Bangsa ini, mencerdaskan Bangsa ini, menciptakan kehidupan masyarakat yang adil makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

    Partai Berkarya menyadari ini adalah pekerjaan yg sangat berat, kami tidak bisa melakukannya sendiri.
    Oleh karena itu kami membutuhkan dukungan seluruh masyarakat dan seluruh komponen Bangsa, agar cita-cita dari Pak Harto dan para pendiri Bangsa ini bisa segera terwujud :

    Indonesia menjadi Bangsa ysng besar.Bangsa bermartabat
    Dengan rakyatnya cerdas, hidup adil, makmur dan sejahtera, jelasnya.

    (jan/Beritasampit.co.id)