Eksistensi Pemuda Dalam Mempertahankan Kemerdekaan

    Oleh: Zainuddin

    Sejarah tidak bisa dipungkiri bahwa kemerdekaan suatu bangsa tidak terlepas dari peran pemuda dalam mencapai kemerdekaan.

    Pada 1928 pemuda telah mengadakan sumpah pemuda yang mendeklarasikan bersatunya pemuda perwakilan nasional dari masing-masing daerah, berlanjut pada tahun 1945 yang mempelopori Kemerdekaan Indonesia. Diteruskan pada tahun 1966 pemuda telah berhasil menggulingkan rezim Orde Lama dan pada tahun 1998 pemuda mampu menumbangkan rezin Orde Baru.

    Pada peristiwa Rengas Dengklok segerombolan pemuda menculik Ir Soekarno dan mendesak untuk memproklamirkan kemerdekaan, itu semua dipelopori oleh pemuda. Deklarasi kemerdekaan Republik Indonesia tidak terlepas dari peran pemuda Indonesia kala itu. Pasca dijatuhkannya bom atom di Jepang pada 6 dan 9 Agustus 1945 oleh Amerika Serikat (AS), para pemuda dengan cepat memanfaatkan peluang tersebut untuk menyatakan kemerdekaan. Inilah salah satu peranan menonjol pemuda dalam proklamasi kemerdekaan.

    Banyak peristiwa sebelum dan sesudah kemerdekaan juga menceritakan peranan dari kaum muda. Tidak salah kemudian, campur-tangan pemuda yang sangat besar dalam jalannya revolusi di Indonesia oleh Ben Anderson disebut “revolusi pemuda”.

    Dua orang penulis dari luar, Robert Cribb dan Anderson, berusaha merekam peranan pemuda di Jakarta pada waktu proklamasi kemerdekaan dan beberapa waktu sesudahnya.

    “Akhirnya saya percaya bahwa watak khas dan arah dari revolusi Indonesia pada permulaannya memang ditentukan oleh kesadaran pemuda ini,” kata Anderson.

    Pramoedya Ananta Toer, salah seorang sastrawan besar Indonesia, mengatakan sejarah Indonesia adalah sejarah pemuda Indonesia, yang dimulai dengan Perhimpunan Indonesia di Belanda, Sumpah Pemuda, Revolusi Agustus 1945, hingga penggulingan diktator Soeharto. “Hanya sayang mereka tidak melahirkan pemimpin,” kata Pram.

    Perhimpunan Indonesia, yang beranggotakan mahasiswa Indonesia di Belanda, merupakan salah satu organisasi pemuda yang banyak menyumbang gagasan mengenai Indonesia merdeka, terutama terkait terselenggaranya Kongres Pemuda dan lahirnya Sumpah Pemuda.

    Terlepas dari sejarah kemerdekaan dimana pemuda dengan penuh semangat untuk meneriakan Revousi untuk memperjuangkan kemerdekaan seutuhnya sehingga tidak ada lagi penjajahan diatas dunia dan Negara Indonesia, sesuai dengan amanah Undang-Undang Dasar 1945 bahwa kemerekaan ialah hak segala Bangsa, maka penjajahan itu harus dihapskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusian dan peri keadilan.

    Sekarang zaman telah berubah bentuk penindasan juga telah bertranspormasi menjadi penjajahan moral. Sehingga ketika moral anak bangsa sudah rusak maka dengan sendirinya suatu bangsa akan hancur. Dimana pemuda tidak lagi mapu berpikir kritis dan rasional.

    Pemuda telah teracuni virus hedonisme yang semakin hari semakin berkembang bebas disetiap kalangan.

    Maka perlunya kesadaran pemuda dalam menyikapi berbagai tantangan zaman yang semakin hari tampak semakin menggerogoti pemikiran anak Bangsa. Pemuda tidak boleh terlena dengan perkembangan zaman yang lambat laun berdampak sistemik terhadap peran dan fungsi sebagai pemuda.

    Seacara sadar pemuda harus menjaga dan bergerak untuk :

    1. Menjaga dan melestarikan kebudayaan Bangsa. Budaya apa saja yang telah diciptakan oleh bangsa Indonesia harus tetap kita jaga dan kita lestarikan, dengan tetap menampilkan seluruh budaya yang ada

    2. Melestarikan kreatifitas anak Bangsa. Sebagai warga negara yang baik, harus mencintai dan menghargai setiap produk-produk yang dibuat atau diciptakan oleh Negara ini sendiri. Karna dengan itulah kita bisa tetap mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.

    3. Menjaga kelestarian wilayah Indonesia. Segala kekayaan yang dimiliki indonesia harus kita jaga dengan seutuh-utuhnya. Kekayaan alam (SDA) harus dinikmati seutuhnya oleh Rakyat Indonesia sebagaiana yang tercantum dalam UUD 1955 dalam pasal 33 ayat 2 bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

    Hal demikian yang harus menjadi catatan besar bagi seluruh pemuda di Negara kesatuan ini, saling menjaga dan saling menghargai antar sesama, sehingga mampu menjaga stabilitas Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI).

    Pramoedya Ananta Teor dalam bukunya “Anak Semua Bangsa” mengatakan sejarah Bangsa adalah sejarah orang muda, jika pemuda mati rasa maka matilah sebuah Bangsa, “Kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri”.(*)

    (Penulis adalah Mahasiswa STAI Al-Washliyah Barabai dan Pengurus BADKO HMI Kalselteng)