Hanya Aku dan Kamu yang Mengerti: Catatan Akhir Kuliah, Skripsi, Kerja dan Nikah?

    Pernah ngerasian atau sedang ngalamin galau gara-gara tiga kata ini, Skripsi, Kerja, Nikah? Itu kata-kata yang akan loe sering temui kalo udah masuk jadi mahasiswa tingkat Veteran (Semester 9-10) atau mahasiswa Legenda (Semester 13-14) ini istilah yang sering dilontarin kawan-kawan sengangkatan gue.

    Ya, itu kaya Amerika Serikat Jatuhkan Bom ke Kota Nagasaki dan Hiroshima hancur berantakan, kaya gitu juga perasaan kita kalo sudah kata itu muncul. Apalagi kalo sudah bahas masalah umur dan tuntutan nyukab (Ibu Orangtua) atau doi (pacar) yang harus cepat di nikahi.

    Waduh apa lagi kalo sudah liat berita di Media Sosial, TV, dari pembahasan harga sembako naik, pengangguran meraja rela, Sarjana Nganggur, hingga biaya kuliah naik membuat kita mau teriak “Tolong… Tolong…Tolong” tapi itu juga percuma enggak akan berubah.

    Belum lagi masalah tugas akhir (Skripsi) yang selalu revisi dan revisi terus, itu akan buat hidup loe semakin berantakan. Harus bulak-balik kampus hadapi kilernya dosen pembimbing. Ya itulah seni perjuangan mendapatkan gelar Sarjana.

    So… Kembali ketopik awal masalah Skripsi, Kerja dan Nikah?

    Luruskan Niat “Innama A’malu Binniat” Sesungguhnya segala itu tergantung pada niat kita.

    Kalimat ini gue dapat sama mentor gue ketika asik diskusi mengenai tiga hal tadi. Kayanya memang benar kita harus luruskan niat kita dulu, bahwa tujuan awal kita kuliah cari ilmu dan akhirnya dapat pengakuan Sarjana harus melalui proses ini dan nikmati.

    Karna gue yakin semua orang juga akan sama melewati masa ini. Mereka bisa kenapa kita enggak. Kota Nagasaki dan Hirosoma aja yang habis di bom bisa berdiri lagi, Karena apa? Ya, Niat dan Kerja Keras.

    Lalu gimana masalah kerja?

    Ini ujian pertama bagaimana kita mengimplentasikan pengetahuan yang kita dapat selama ini. Mampukah mengambil dan menciptakan peluang itu, atau hanya bisa menyalahkan diri.

    Kalo kita yakin dengan ajaran agama mengenai “Allah Tidak Mengubah Nasib Suatu Kaum, Bila Kaum Itu Sendiri Tidak Merubahnya” maka saatnya kita bangkit kembali.

    Nikah?

    Sebagai Makhluk sosial tentu rasa ingin mempunyai pasangan, memiliki keluarga sederhana punya anak dan hidup bahagia itu adalah impian semua manusia sesuai dengan fitrahnya.

    So.. Kalo udah merasa mampu, mari segerakan halalin itu doi kita. Masalah Skripsi dan Kerja enggak ada larangkan kalo kita Nikah. Semua pilihan ada konsekuensinya dan cara kita tumbuh dewasa ketika kita berani ambil sikap.

    Penutup.

    Mungkin ayat ini akan memperkuat kita dalam menyelesiakan tugas ini. Apabila Allah SWT berkehendak dan menghendakinya, dan apabila Dia telah menetapkan sesuatu maka terjadilah ia. ‘Kun Faya Kun’

    Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak sesuatu, maka Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah! Maka jadilah ia.”

    (Al Baqarah:117)

    PENULIS : MAULANA KAWIT