Hampir Sempurna, Rupiah Sedikit Lagi Jadi Raja Mata Uang Asia

    JAKARTA- Kinerja rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) harus diapresiasi dalam satu bulan ini. Layaknya burung Garuda, rupiah terbang tinggi meninggalkan hampir seluruh mata uang Asia lainnya kecuali mata uang Sri Lanka.

    Mengacu kepada data kinerja Mata Uang Asia terhadap dolar AS yang dihimpun Trading Economics selama sebulan, ternyata kinerja rupiah cukup membanggakan, berikut data kinerjanya:

    Mengacu pada data tersebut, rupiah menjadi raja mata uang negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Selama satu bulan terakhir, rupiah telah menguat hingga 3,53%.

    Pada penutupan di pasar spot, Jumat (2/2/2019). Rupiah dibanderol Rp 13.935 per US$1, menguat 0,25% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan nilai tukar rupiah saat ini masih undervalue alias kemurahan. Meskipun demikian, secara fundamental rupiah masih memiliki ruang untuk terus menguat.

    “Masih [undervalue]. Fundamentalnya masih ada ruang [untuk menguat]. Jangan lupa, dulu sebelum gejolak terjadi di awal tahun lalu, kurs hanya Rp 13.300 [per dolar AS] berapa gitu, lupa saya angkanya. Naik tentu saja, tapi tidak akan [mencapai] Rp 14.000. Dia [rupiah] di sekitar Rp 13.000-an,” ujar Darmin, Jumat (1/2/2019).

    Dengan kata lain rupiah masih berpotensi menguat kembali. Namun demikian, Darmin mengakui penguatan nilai tukar rupiah sangat tergantung pada kondisi ekonomi dunia dan juga ekonomi dalam negeri.

    Sumber: cnbcindonesia.com