Upaya UPPB Maliku Bersama Tingkatkan Harga Karet di Petani

    Editor: A Uga Gara

    PULANG PISAU- Kecamatan Maliku merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Pulang Pisau Kalimantan Tengah yang menjadi sentra perkebunan Karet.

    Berdasarkan data dari BP3K Kecamatan Maliku luas perkebunan karet dikecamatan ini sekitar 3.055 ha yang didominasi oleh perkebunan masyarakat.

    Produktivitas latek jika ditoreh kurang lebih 200 kg/ha/bulan. UPPB Maliku bersama merupakan penguatan kelembagaan petani Karet yang di Inisiasi oleh Lestari Kalteng.

    Aris selaku perwakilan Lestari Kalteng, Lestari sebuah lembaga yang bergerak dibidang lingkungan. Khususnya di Kecamatan Maliku bergerak dilahan gambut.

    “Lestari Kalteng memilih komoditi karet yg tumbuh dilahan gambut karena pohon tdak ditebang dan hanya diambil lateknya, jadi dari sisi lingkungan tetap terjaga,” jelasnya.

    Selain itu, Dalam hal ini Lestari bekerja sama dengan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Pulang pisau, karena Dinas lah yg menerbitkan STR UPPB Upaya meningkatkan dan menjaga kualitas karet khususnya di Kecamatan Maliku kabupaten Pulang Pisau.

    “Lestari Kalteng dan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan tak henti – hentinya melakukan pembinaan kelembagaan dan Sumber daya manusia, serta saat ini proses untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi unit pengolahan dan Pemasaran Bokar( STR-UPPB),” jelasnya.

    Proses pengajuan Surat Tanda Registrasi (STR) dilaksanakan di Sekretariat UPPB Maliku Bersama di Jl Semeru Desa Gandang Kecamatan Maliku Kabupaten Pulang Pisau, Kamis (28/2/2019).

    Tomy, selaku mewakili Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan menyampaikan dengan nanti diterbitkanya STR untuk UPPB Maliku Bersama mempunyai legalitas untuk pengolahan dan pemasaran karet dan harapanya dapat meningkatkan harga dan menjaga kualitas karet sehingga pendapatan petani karet dapat meningkat.

    Ketua UPPB Maliku Bersama, Basuki menyampaikan pengolahan dalam bentuk Lump dan Slab dan untuk penggumpal menggunakan produk yang dianjurkan pemerintah.

    Selain itu Basuki berharap kedepan perlu dibangunya gudang bokar untuk menampung hasil produksi getah karet dari anggota karena selama ini anggota menyimpan hasil bokar di tempat masing-masing,” pungkasnya.

    (lam-ctr/beritasampit.co.id)