“MulutKu boleh diam tapi jari-jariKu tak akan bisa diam. Biarkan aku tetap mengkritik dengan caraKu. Menuliskan suara hati rakyatMu.
Salam dari sahabatMu. Selamat berjuang merebut kekuasaan..!!
Oleh: Alfrid Uga Gara
KUTULISKAN surat ini, terkhusus untuk sahabat-sahabatKu yang lagi berjuang merebut kekuasaan;
- Abdul Hafid, DPD21
- Beta Syailendra-PAN12
- Delta Intan Purnama, PAN12
- Aries Farian Taufik, PAN12
- Mahtub Indra, PAN12
- Rano Rahman, PSI-11
- Ambu Naptamis, PSI11
- Dodi Eduardo,PSI11
- Gatnang Yodi,PSI11
- Jamaludin Marbun, PSI11
- Sigit Widodo, PDIP3
- Joko Sulistio Widodo, PDIP3
- Awalludin Noor, PPP10
- Abdi Rahmat,PPP10
- Ingkit Djafer, NasDem5
- Syaifullah Hakim, NasDem5
- Syalimuddin Mayasin, Golkar4
- Edy Rustian, Demokrat14
- Binti Mutoharoh, Perindo9
- Jhonfrid W G, PKB1
April 2019 tinggal menghitung hari. Tanggal penentuan, siapa diantara sahabat-sahabatKu yang berhasil merebut kekuasaan.
SahabatKu, bersainglah dengan cara konstitusi. Jangan lemahkan semangat. Ayunkan langkah dengan pasti. Teruslah berjuang dengan daya dan upaya. Warnai panggung politik.
Aku mengenal. Kalian adalah sahabat-sahabatKu yang hebat. Semakin aku yakin, kalian mampu merebut kekuasaan. Tapi jangan seperti perampok kekuasaan.
WS Rendra pernah berkata, “Politik adalah cara merampok dunia. Politik adalah cara menggulingkan kekuasaan, untuk menikmati giliran berkuasa”.
Jika kelak berkuasa, ingat akan pesan Bang Roma Irama. “Terkadang harta membuat orang lupa merasa tinggi hati dan berkuasa, Namun tak disadari harta yang digenggamnya Itu hanya amanat yang kuasa. Maka berhati-hatilah dengan harta!”.
Namun jika diantara sahabat-sahabatKu pada titik akhir upaya itu belum tercapai berkuasa. Janganlah berkecil hati. Karena yang dicari dalam diri sendiri, yakni kenyataan. Kenyataan yang harus dihadapi sepahit apapun hasil akhirnya.
Untuk sahabat-sahabatKu yang sukses. Dengarkan suara hatiKU. Jadilah corong rakyatMu. Tetaplah berlaku adil kepada RakyatMu. Teruslah bersuara lantang. Selantang suaraMu waktu itu.
Jangan pernah bungkam. Dan jangan pernah berpikir membungkam mulutKu apalagi mengkerdilkan pemikiranKu. Teruslah menjadi pengkritik seperti kau waktu itu.
MulutKu boleh diam tapi jari-jariKu tak akan bisa diam. Biarkan aku tetap mengkritik dengan caraKu. Menuliskan suara hati rakyatMu.
Salam dari sahabatMu. Selamat berjuang merebut kekuasaan..!! (*)
Penulis adalah wartawan beritasampit.co.id, tinggal di Palangka Raya..