Empat Pilar, Tanamkan Rasa Nasionalisme Generasi Milenial

    SAMPIT – Generasi milenial adalah generasi pelanjut cita-cita kemerdekaan yang harus mendapatkan perhatian serius dari semua komponen bangsa. Apalagi, tantangan yang akan dihadapi generasi milenial ini cukup besar dimasa yang akan datang. Terhadap hal ini, Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Rahmat Nasution Hamka memandang perlu perhatian yang serius bagi generasi milenial.

    “Tentunya, dengan perhatian serius bagi generasi milenial ini, tantangan kedepan dapat dihadapi. Dengan menanamkan rasa nasionalisme dikalangan generasi milleneal, memberikan pemahaman sejarah bangsa dan sikap hidup gotong royong. Maka generasi ini menjadi yang terbaik untuk bangsa Indonesia,” ujar Hamka, disela Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, di SMK 2 dan SMAN 1 Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau, yang diikuti antusias para siswa kelas 11 dan 12, Sabtu (9/3/2019).

    Dikatakan pula, pemahaman yang harus diperkuat yakni juga pada aspek skill, generasi milenial juga harus memiliki karakter kuat, sehingga perlu diberikan motivasi kepada siswa agar memiliki cita-cita yang tinggi. Kepribadian sebagaimana yang termaktub dalam falsafah bangsa. Identitas kepribadian generasi milenial harus mencerminkan nilai-nilai luhur yang tercantum dalam falsafah empat pilar kebangsaan. Sebab, saat ini hal itu mulai mulai pudar.

    “Ditangan generasi milenial, bangsa ini akan mencapai kejayaan. Bangsa ini berpotensi menjadi lima kekuatan dunia jika ditopang generasi muda yang berkarakter, berkepribadian, dan berdaya saing. Agar memiliki motivasi yang besar untuk meraihnya, maka kita berikan pemahaman dengan tidak menyianyiakan kesempatan yang ada. Selain itu harus berani melangkah dan mengambil tindakan,” pungkas sang pelayan ini.

    Usai acara sosialisasi empat pilar kebangsaan pada generasi milenial, Ia mengingatkan semua pihak harus menjadikan empat pilar kebangsaan sebagai landasan penting dalam membangun generasi milenial yang berdaya saing. Kapasitas daya saing tidak bisa dilepas dari kekuatan karakter dan kepribadian suatu bangsa.

    (raf/beritasampit.co.id)