Tabung Gas Jatuh dan Meledak Lukai Karyawan PT SAL

Editor: Akhiruddin

NANGA BULIK – Risky Saputra, karyawan PT Sumber Adinusa Lestari (SAL) di Kabupaten Lamandau, mengalami kecelakaan kerja, Minggu (10/11). Ia mengalami luka parah setelah terkena ledakan tabung gas oksigen yang jatuh dan meledak.

Kecelakaan Risky Saputra sempat viral di media sosial, karena pihak perusahaan sempat diduga kurang peduli dengan karyawannya yang mengalami kecelakaan tersebut. Bahkan postingan yang dikirim Kepala Desa Sekoban ditanggapi beragam oleh masyarakat .

Namun, Kamis (14/11) sudah dilakukan pertemuan antara pihak perusahaan, Dinas Nakertrans, dan Kades Sekoban di RSUD Sultan Imanudin tempat korban dirawat.

“Kecelakaan Kerja yang menimpa Rizky Saputra karyawan Pabrik Kelapa Sawit di PT Sumber Adinusa Lestari (SAL), sudah ditangani oleh RS Sultan Imannudin. Biaya berobat ditanggung BPJS sedangkan biaya lainnya dibantu pihak PT. SAL,” ungkap kepala Dinas Nakertrans, Marinus Apau usai pertemuan.

Hari ini (kemarin-red) ,lanjutnya, PT SAL yang diwakili Suali (Humas), Kepala Dinas Nakertrans Marinus Apau , Kepala Desa Sekoban yakni Udara, telah berkunjung dan bertemu dirumah sakit menengok korban, didampingi oleh keluarga.

“Dengan adanya komunikasi dan pertemuan tersebut, maka kesimpang siuran berita sudah dibetulkan. Kita doakan semoga korban cepat sembuh,” ungkapnya.

Sementara itu sebelumnya, berdasarkan surat terbuka yang dilayangkan Kepala Desa Sekoban, Udara, kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lamandau yang ditulis di laman Facebooknya terungkap bahwa sekitar pukul 11.00 WIB, sang kepala desa didatangi Odup yang merupakan kakak korban.

BACA JUGA:   Lama Menduda karena Istri Meninggal, Pria 58 Tahun Tega Cabuli Anak Dibawah Umur

Saat itu Odup memintanya untuk mengantarkannya ke Nanga Bulik karena ia mendapat kabar bahwa Rizky mengalami kecelakaan kerja akibat ledakan tabung gas di pabrik PT SAL. “Tanpa banyak tanya maka saya antar mereka sekeluarga dengan perjalanan 1,5 jam dari kampung ke Nanga Bulik,” tulisnya.

Saat di RSUD Lamandau, lanjut Udara, ia melihat ada ambulans yang siap mengantar Rizky ke Pangkalan Bun. “Saya sempat melihat ke dalam ambulans kalau anak tersebut mungkin dalam keadaan koma,” lanjutnya.

Menurut Udara, Rizky dirujuk ke RSUD Pangkalan Bun menjalani operasi pengambilan serpihan besi yang tertancap ditubuhnya. “Dua hari setelah itu saya berkunjung ke RSUD Imanuddin Pangkalan Bun dan mendapati anak tersebut masih tertidur tak berdaya, sesekali dia memanggil orang tuanya untuk didudukan namun matanya tidak bisa membuka,” ungkapnya.

Dalam surat terbuka itu, Udara menyayangkan manajemen PT SAL yang seolah tutup mata. Sejak dirinya mengantarkan korban ke rumah sakit, hingga kini (dua hari yang lalu) manajemen PT SAL belum ada sepeserpun memberikan bantuan untuk keperluan keluarga yang menjaga.

“Padahal mereka perlu makan dan minum dan mungkin sesekali perlu uang untuk menebus obat di apotek di luar rumah sakit. Apakah sekelas perusahaan tidak punya dana darurat untuk hal-hal seperti ini?. Apakah perusahaan tidak punya dana cash sama sekali utk mengurangi beban kluarga???” tulis dia.

BACA JUGA:   Antisipatif Penyalahgunaan Senjata Api Dinas, Kapolres Lamandau Gelar Pemeriksaan

Sementara itu kata Urara, pihak manajemen PT SAL yang menjenguk hanya menyarankan kepada keluarga untuk menalangi dulu jika ada keperluan yang memerlukan uang cash, “hebat sekali sarannya,” cetusnya.

Dia meminta kepada manajemen PT. SAL, untuk memperhatikan kebutuhan keluarga yang menjaga Rizky. Walaupun pihak perusahaan telah berjanji bakal menanggung semua biaya perawatan.

Sementara itu, Humas PT SAL, Suali saat dikonfirmasi membenarkan kejadian kecelakaan kerja tersebut. Pihaknya memastikan bahwa PT SAL bakal menanggung semua biaya pengobatan Rizky Saputra. Menurutnya, Rizki adalah kepala gudang, dan sudah selayaknya memakai perangkat K3 saat bekerja. Apalagi, lanjut Suali, setiap hari manajemen perusahaan selalu mengingatkan untuk K3.

“Saat ini sudah dirawat di RSUD Pangkalan Bun. Terkait kecelakaan kerja ini juga masih di cek oleh tim K3,” jelasnya.

Selain biaya pengobatan yang ditanggung BPJS, pihaknya juga akan mengganti biaya pembelian obat yang diluar tanggungan BPJS. Termasuk kebijakan perusahaan memberikan uang jaga, tertanggung 1 orang setiap harinya bagi keluarga korban yang menjaga di RS. Bahkan fasilitas perawatan yang akan diberikan juga akan ditingkatkan, dari sebelumnya ditanggung BPJS di kelas 2 akan ditingkatkan menjadi kelas 1.

“Kami juga telah menyerahkan tali asih, sumbangan dari seluruh karyawan PT SAL sebagai bentuk kepedulian terhadap teman dan keluarga kami yang tertimpa musibah,” ungkapnya.(rls)