Warga Sampit Berburu Durian Otak Udang

MUSIM DURIAN : ARIFIN/BS - Puluhan durian asal Pulau Hanaut saat dipajang di teras rumah milik warga Desa Bapinang Hulu.

Editor: Maulana Kawit

SAMPIT – Durian otak udang merupakan salah satu kuliner khas Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang ramai diburu tiap musim panen. Akan tetapi, keberadaan durian berciri khas warna oranye dan agak kemerah-merahan itu tumbuhnya paling banyak di Kecamatan Pulau Hanaut.

Wartawan beritasampit.co.id ikut ‘berburu’ hingga ke kecamatan yang ada di seberang Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS), Samuda. Untuk mencapai lokasi harus menggunakan jasa kelotok penyeberangan. Lamanya waktu menyeberang diperkirakan antara 5 sampai 8 menit.

Perjalanan “membelah” sungai mentaya berburu durian otak udang memang menyenangkan. Sebelum mencapai tujuan di dermaga, mata akan dimanjakan dengan pemandangan alam natural.

Kelotok terlihat hilir mudik mengangkut penumpang dan barang. Yang lebih mengasikkan, lambaian daun kelapa seakan-akan menyapa bagi yang melihatnya.

Salah satu lokasi yang dianggap paling banyak terdapat pohon durian otak udang di Desa Bapinang Hulu Kecamatan Pulau Hanaut. Setiap kali panen, desa yang berada di ibukota kecamatan itu selalu ramai dengan para pemburu durian.

BACA JUGA:   Tokoh Muda ini Siap Bertarung di Pilkada Kotim

“Kalau sudah musim durian otak udang, di Bapinang Hulu biasanya ramai,” kata Iwan salah seorang warga Desa Bapinang Hulu saat dibincangi.

Setelah lama berbincang, kemudian Iwan mengajak ke salah satu rumah yang sudah beberapa hari mengumpulkan durian jatuh dari pohon.

Sampai ke lokasi, puluhan durian terlihat bersusun rapi di teras rumah. Ada yang sudah pesanan dan ada yang belum ada pemiliknya.

“Satu biji Rp 25 ribu, tapi tidak semua bisa dibeli karena sudah ada yang pesan,” ucap Acil Milah saat menawarkan harga durian yang ada di teras rumahnya.

BACA JUGA:   Safari Ramadan ke Sampit, Kapolda Kalteng Disambut Bupati Kotim

Milah menceritakan, durian otak udang saat ini (desember,Red) belum memasuki masa panen. Akan tetapi, diperkirakan pada Januari 2020 mendatang.

“Kalau mau beli durian otak udang lebih banyak, Januari nanti,” katanya sembari membelah satu biji durian.

Mengenai harga durian otak udang, menurut Milah, tidak ada beda dengan durian jenis lainnya yang ada di Kecamatan Pulau Hanaut.

Hanya saja, kata dia, dilihat dari besar dan kecil ukuran durian tersebut.

Sebelumnya, Camat Pulau Hanaut H Eddy Mashami menegaskan, pihaknya sudah mematenkan durian otak udang produksi Pulau Hanaut menjadi salah satu kuliner khas Sampit.

Dia mengharapkan, durian otak udang kedepannya akan menjadi buah paling banyak diburu bagi pecinta durian tidak hanya di warga Sampit bahkan kabupaten lainnya.

(ifin/beritasampit.co.id)