Pembeli Ikan Menurun dan Harga Bahan Pokok Naik, Tokoh Desa Baampah Angkat Bicara

IST/BERITA SAMPIT - Darmansyah, salah satu Tokoh Masyarakat Desa Baampah yang juga berprofesi sebagai Nelayan.

SAMPIT – Menyoal wabah Virus Corona (Covid-19) yang saat ini mulai menyerang Kalimantan Tengah (Kalteng) rasa kekhawatiran juga mulai melanda para pelaku usaha, terutama warga masyarakat Desa Baampah Kotawaringin Timur (Kotim) yang kebanyakan berprofesi sebagai penangkap ikan maupun budidaya ikan air tawar.

Hal ini diungkapkan salah satu tokoh masyarakat desa Desa Baampah, Darmansyah seorang pria paruh baya yang harus turut berjuang memenuhi kebutuhan pokok keluarganya ditengah terpuruknya ekonomi di Kotim saat ini, dan lonjakan harga bahan pokok dampak dari wabah Covid-19 tersebut.

Pria yang kesehariannya menyusuri sungai di kawasan Desa Baampah untuk menangkap ikan tersebut, mengakui pasca munculnya wabah covid-19 di Indonesia terutama Kotim ini, ikan hasil tangkapannya mulai tidak laku dan minim pembeli.

BACA JUGA:   Masyarakat Laporkan Pengelola Parkir SPBU KM 8 Tjilik Riwut Lakukan Pungli dengan Preman

“Sejak adanya Corona ini ikan jarang ada yang membeli, biasanya pembeli dari Palangka Raya, Banjarmasin turun ke Desa kami membeli hasil tangkapan ikan warga disini, semenjak adanya kasus ini pembeli menurun, ditambah lagi harga bahan pokok sangat mahal,” ungkapnya, Jumat 27 Maret 2020.

Dia berharap, seiring dengan penetapan status tanggap darurat dan arahan serta intruksi dari Pemerintah berkaitan dengan larangan keramaian dan mengurangi aktivitas diluar rumah, seimbang dengan solusi yang dapat meringankan beban masyarakat.

BACA JUGA:   Sampit Kembali Diguncang Gempa Bumi Magnitudo 6,0

“Terutama kami yang profesinya sebagai penangkap ikan ini, kalau kami tidak keluar rumah sama saja artinya kami tidak makan, kami harap Pemerintah memberikan solusi dan membantu meringankan beban kami, para nelayan ini,” pungkasnya.

Catatan beritasampit.co.id, Desa Baampah merupakan salah satu desa penghasil ikan, masyarakat di Desa yang terletak di hamparan Das Mentaya ini sebagaian besar masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan. Mereka menangkap ikan di sungai dengan alat tradisional dan juga mulai aktif melakukan budidaya ikan hasil tangkapan mereka tersebut. (Drm/beritasampit.co.id).