Eksis Bisnis ‘Lendir’ di Tengah Wabah Virus Corona. Kencan di Semak, Tarif Kaki Lima

TETAP -Salah seorang PSK yang tetap bekerja menjajakan seks msekipun dibawah ancaman virus corona

Laporan: ADRIANUS DEDY DASI

BISNIS ‘lendir’ atau yang sering dikenal dengan esek-esek sepertinya tidak ada matinya. Meskipun pemerintah berapakali melakukan penertiban bahkan penutupan sejumlah lokalisasi, namun praktek prostitusi tetap muncul dengan berbagai cara.

Seperti halnya di Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Di daerah ini ternyata juga masih ada praktek prostitusi meskipun tidak di area lokalisasi.

Saat malam, wartawan beritasampit.co.id mencoba menelusuri sepanjang jalan dalam kota Sampit. Ternyata benar, tepat di sekitar Bundaran Burung Kota Sampit wartawan beritasampit.co.id menemukan area yang sering dijadikan penjaja seks sebagai tempat mangkal.

Bermodalkan gaya menor, tiba-tiba seorang perempuan yang kira-kira berumur 30 an tahu lebih datang menghampiri. Tanpa basa-basi, sang perempuan tersebut lansung menawarkan jasa cinta satu malam.

“Malam mas, mampir sebentar yuk,” katanya dengan nada menggombal dan manja. Saya pun berusaha mampir memenuhi permintaan perempuan tersebut.

Saat berbincang, sang pekerja seks komersil ini pun mengaku kalau dirinya terpaksa melakukan itu demi untuk mendapatkan rupiah. Menurutnya, untuk mencari pekerjaan saat ini cukup susah apalagi kalau tingkat pendidikan rendah.

BACA JUGA:   Merantau ke Sampit Ingin Buka Usaha, Pasutri Ini Malah Jadi Korban Penipuan

Dia mengaku kalau tempat yang selama ini menjadi kawasan mangkal untuk menjajakan jasa seks cukup aman. “Sudah dari dulu-dulu kita disini aman aja, mangkal sampai pukul tiga subuh kalau mata masih sanggup kadang cuman sampai pukul sebelas,” jelasnya.

Menariknya, karena lokasi ini tidak tersedia kamar yang cukup mewah atau layak untuk dijadikan tempat bercinta. Kalau tamu sudah deal dengan harga, aksi bercinta pun dilakukan di semak-semak.

Di semak-semak itu sudah disiapkan Kasur dan bantal untuk memberi rasa nyaman bagi setiap pelangganya atau lelaki ‘hidung belang’.

Selain dilakukan di tempat yang alakadarnya, ternyata tarifnya pun standar kaki lima. Tarif yang ditawarkan pun bervariatif mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp150 ribu untuk sekali kencan.

BACA JUGA:   Sepekan setelah Ditemukan Mengapung di Sungai Mentaya, Jenazah Bayi Belum Dimakamkan

Setiap pengendara yang lewat selalu ditawarkan atau dipanggil. Bila ada yang cocok pelanggan akan langsung dibawa ke tempat yang sudah disiapkan.

Ketika ditanya soal virus corona atau covid 19, wanita yang berbadan semok ini mengaku juga punya rasa khawatir. Hanya saja dirinya mengaku tidak ada pilihan lain lagi untuk menghasilkan uang.

“Setiap hari mangkal dipinggiran jalan aspal kita, kalau kami takut virus covid-19 tidak mungkin kami disini mas, lebih bahaya buat kami ya HIV Aids tapi demi mencari uang ya kami tetap lakukan,” pungkasnya lagi.

Sekedar mengingatkan, Pemerintah sudah membersihkan praktek prostitusi ini sejak 2017 lalu dengan menutup lokalisasi.

Ternyata dengan ditutupnya lokalisasi, tidak lantas membuat berhentinya praktek prostitusi.

Faktanya, kendati dinyatakan sudah dipulangkan ketempatnya masing-masing, masih ada praktek serupa dan masih ada tempat yang bisa disajikan sebagai sarana untuk melepas syahwat.

(DS/Beritasampit.co.id)