Kisah Menarik Penari Asal Palangka Raya Kini Go Internasional

IST/BERITA SAMPIT - Akhmad Mahdi Almadani.

PALANGKA RAYA – Akhmad Mahdi Almadani merupakan penari dari sanggar tari Darung Tingang atau Spirit of The Hornbill (nama untuk keluar kota) yang sudah go internasional di Sarawak, Kuching, Malaysia dalam acara Rainforest World Music Festival 2020 dan di Brisbane, Australia dalam acara Woodfork Folk Festival 2019/2020.

Selain itu mereka juga pernah ke Bali, dan Jakarta. Akhmad sudah berkecimpung di dunia tari sejak usia 13 tahun dan usianya kini sudah beranjak 17 tahun.

Akhmad bercerita tentang kegiatannya pada saat pandemi saat ini, menurutnya saat ini pihaknya pada saat melakukan latihan menari di musim pandemi ini dilakukan perubahan seperti yang dulunya menari 3 kali seminggu diganti menjadi 2 kali seminggu, dan jadwalnya pun dibagi seperti siang sampai sore dan ada yang sore sampai malam.

BACA JUGA:   Edy Pratowo Salurkan Beras Subsidi untuk Pasar Murah di Kabupaten Kapuas

Akhmad menjelaskan, untuk peserta yang ikut dalam sesi latihan itu tergantung perkelas, seperti contoh untuk yang masih baru itu dibatasin menjadi 11 orang serta barisannya diatur sesuai dengan protokol kesehatan. Selain itu dia juga menjelaskan terkait seni tari modern dan seni tari tradisional.

“Dalam era saat ini anak-anak lebih suka dengan tari modern, akan tetapi alangkah lebih baik juga mempelajari seni tari tradisional, karena itu merupakan bentuk apresiasi terhadap tanah kelahiran kita. Untuk minat anak-anak terhadap tari tradisional, khusunya anak-anak di Kalimantan Tengah peminatnya cukup banyak. Untuk pengalaman selama 4 tahun saya terjun di dunia tari itu berawal dari mempelajari seni tari modern, lalu saya minat melihat tari tradisional dan tekun mempelajarinya,” jelasnya, Rabu 21 Oktober 2020.

BACA JUGA:   Bupati Kotim Halikinnor Dinilai Layak Maju di Pilkada Kalteng 2024

Akhmad juga menjelaskan terkait perbedaan tari modern dan tradisional. Untuk tari modern itu lebih kearah bagaimana cara berinteraksi kepada penonton, dan untuk tari tradisional itu lebih serius dan harus menghayati setiap gerakan tari, sehingga pesan dari tarian tersebut tersampaikan kepada penonton. Dalam belajar menari, menurutnya, itu tidak susah, akan tetapi itu berdasarkan niat dalam diri.

Terkait jadwal manggung disaat pandemi, Akhmad menjelaskan, bahwa saat ini pihaknya mengalami penurunan, yang biasanya kalau manggung dalam sebulan bisa sampai 10 kali dalam sebulan, untuk saat ini hanya sampai 2 atau 3 kali saja salam sebulan. (Hardi/beritasampit.co.id).