Gus Jazil: Jadikan Nilai Empat Pilar dan Pancasila Sebagai Landasan Memilih Pemimpin

Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid Saat Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada Karang Taruna Kurau Barat yang berlangsung di Warkop Lempah Kuning Aswaja, Desa Kurau Barat, Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Rabu (18/11/2020). Dok: Istimewa

PANGKALPINANG– Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid (Gus Jazil) mengatakan para pendiri bangsa dahulu menempatkan rakyat pada kedudukan tertinggi.

Jazilul berujar sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, rakyat seharusnya memiliki hikmat dan kebijaksanaan ketika memilih.

Gus Jazil menyampaikan hal itu dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada Karang Taruna Kurau Barat yang berlangsung di Warkop Lempah Kuning Aswaja, Desa Kurau Barat, Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Rabu (18/11/2020).

“Karena itu nilai-nilai ketuhanan, nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai persatuan, nilai-nilai permusyawaratan, dan nilai keadilan sosial agar menjadi landasan ketika kita memilih pemimpin,” tandas Jazil.

Politikus PKB itu mengatakan di Indonesia kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Rakyat memiliki hak kedaulatan untuk memilih presiden, gubernur, bupati, walikota, anggota DPR, DPRD, DPD.

Namun, menurut Gus Jazil, seringkali terjadi kedaulatan yang dimiliki rakyat dipertukarkan dan ditransaksikan, sehingga marak money politic atau politik uang.

Gus Jazil menjelaskan makna sila keempat adalah rakyat, pemegang kedaulatan di negara ini. Kalau terjadi money politic itu bukan salah pemimpinnya saja, tapi rakyat ikut salah.

BACA JUGA:   Komisi VII DPR RI Mendesak Kementerian ESDM Kaji Ulang PJUTS yang Bermasalah

“Tugas paling berat dari menegakkan demokrasi adalah menghilangkan parasit atau penyakitnya. Salah satunya adalah money politics,” imbuhnya.

Ia juga mengingatkan bahwa setiap warga negara harus mengerti rukun bernegara. Menjadi warga negara yang baik harus mengerti nilai-nilai apa yang dipegang oleh kita sebagai warga negara Indonesia, terutama Pancasila.

“Bahwa warga negara Indonesia tidak boleh melupakan Ketuhanan yang maha esa. Semua nilai-nilai harus berlandaskan Ketuhanan yang maha esa. Karena itu saya mengingatkan kepada pemimpin dan calon pemimpin, ketika dia memimpin, jangan lupa bahwa nilai pertama adalah Ketuhanan yang maha esa. Apapun yang dilakukan dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan,” katanya memberi contoh.

Gus Jazil menegaskan bahwa Pancasila telah mempersatukan Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, adat istiadat, berbagai pulau, berbagai pikiran, dan bahasa.

BACA JUGA:   Prabowo-Gibran Resmi Menang Pilpres 2024

“Itulah yang mempersatukan Indonesia. Kalau ada yang mau mengganti Pancasila dengan ideologi yang lain, Indonesia pasti runtuh. Misalnya, komunisme mau mengganti Pancasila. Indonesia pasti runtuh, karena Pancasila mengandung nilai-nilai yang mempersatukan,” tegas Jazilul.

Dalam konteks itu, lanjut Gus Jazil, penting untuk memahami dan mempraktikan Empat Pilar MPR RI.

“Program sosialisasi Empat Pilar MPR menjadi penting karena kita saat ini menghadapi perang ideologi dan informasi, globalisasi dan modernisasi. Ada kelompok yang kemudian menjadi sangat radikal, sangat keras, anti ini dan Itu menjadi tidak Pancasilais. Karena budaya Pancasila adalah budaya dialog. Jadi akar budaya kita adalah budaya dialog, bukan budaya konflik,” jelas dia.

Kata Gus Indonesia dibangun oleh permusyawaratan dan dialog antar warganya.

“Jika Empat Pilar tidak disosialisasi, takutnya ada kelompok yang ingin benar sendiri, menang sendiri. Ini berbahaya. Makanya dilakukan sosialisasi Empat Pilar MPR,” pungkas Jazilul Fawaid.

(dis/beritasampit.co.id)