Begini Pengakuan Korban Selamat Penambang Emas di Kobar

ILUSTRASI : MAN/BERITA SAMPIT - Ilustrasi perkiraan lubang penambangan.

PANGKALAN BUN – Peristiwa nahas yang mengakibatkan 10 penambang emas yang tertimbun di area pertambangan masyarakat Sei Seribu Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, terus menjadi perhatian.

Pasalnya dari 10 korban yang tertimbun, baru tiga orang yang baru bisa terevakuasi sisanya masih dalam tahap pencarian.

Pencarian ke 7 korban lainya, diakui tim SAR mengalami kesulitan, lantaran posisi lubang yang sempit dan jauh disertai luapan air yang mempersulit pencarian terhadap para korban.

Disela proses pencarian, fakta baru terungkap dari peristiwa nahas tersebut, ternyata  bukan longsor di dalam lubang tambang emas yang sudah mencapai kedalaman sekitar 65 meter.

Namun diduga kuat karena lubang yang saat digali nembus ke lubang tambang lama yang banyak airnya. Jadi pada saat 10 penambang beraktivitas di lubang tambang yang lama jebol membawa air bah dan menghantam semua penambang yang ada.

BACA JUGA:   Satlantas Polres Kobar Jaring 88 Sepeda Motor Terlibat Bali

“Kalau tanah didalam lubang penggalian tambang longsor, mungkin diatas lubang bagian atas tidak akan dipasang tenda,” kata Lurah Pangkut, Antan.

Lebih lanjut, Lurah mengatakan hal ini senada dengan yang diungkapan Saefullah penambang yang selamat dari Tasikmalaya.

“Sekitar 30 meteran sudah didalam lubang tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang ternyata air bercampur lumpur naik deras keatas, masih untung si penambang yang terakhir masuk pada badan lubang yang lebarnya hanya 75 cm masih bisa menyelamatkan diri,” aku Lurah.

Berdasarkan keterangan saksi, saat itu air bah tiba-tiba keluar didalam lubang karena ada salah seorang penambang saat menggali tanah yang bercadas (seperti memahat), tiba-tiba dari tebing didalam lubang keluar air bah yang deras bercampur lumpur.

“Penambang yang memahat tebing dan yang baru masuk selamat, karena semua penambang 12 orang, sisa 10 orang didalam lubang dan 2 selamat,” katanya.

BACA JUGA:   Kepala KSOP Kelas IV Kumai Hary Suyanto Sebut Belum Ada Lonjakan Penumpang  di Pelabuhan Panglima Utar Kumai

Hal ini senanda dengan penjalasan Kasubdit Pengerahan Potensi dan Pengendalian Operasi Basarnas Pusat, Agus Haryono yang mengatakan lokasi untuk masuk kedalam lubang cukup rumit dan tergenang air.

“Dikedalaman lubang panjangnya tidak lurus terus kebawah, tapi banyak belokan ke kiri dan kanan yang diawali dari atas vertical dan 30 meter horizontal, dengan diameter hanya 70 cm dan 80 cm dan ada vertical lagi kedalaman 15 meter,” ungkap Agus.

Untuk diketahui tujuh korban yang belum ditemukan tersebut adalah Tatan (30), Muharom (22), Reza (20), Susa (25), Bayu (25), Dian (26), Mukadir (47). Sedangkan tiga yang sudah ditemukan bernama Yuda (24), Rana (20) dan Nurhidayat (28).

Hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab longsor tersebut, dugaan sementara sepuluh korban terlalu dalam melakukan penggalian, hingga menembus lubang lama atau bekas yang sudah ditinggal penambang

(man/beritasampit.co.id).