Tarif ATM Link Naik, Syarief Hasan: Semakin Memberatkan Masyarakat

Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan.

JAKARTA– Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan mengingatkan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk mengkaji kembali rencana menaikkan tarif transaksi ATM Link pada 1 Juni 2021 mendatang.

Pasalnya, menurut Syarief, tarif ATM Link tersebut akan semakin memberatkan perekonomian masyarakat Indonesia.

“Himbara harus mempertimbangkan kondisi perekonomian masyarakat Indonesia hari ini. Kita melihat, masyarakat Indonesia sedang kesulitan ekonomi sehingga kebijakan-kebijakan ekonomi, khususnya berkenaan dengan penaikan tarif harus dipertimbangkan secara matang,” tandas Syarief, Selasa, (25/5/2021).

Bank-bank BUMN (BNI, BRI, Bank Mandiri, dan BTN) bersepakat dengan PT Jalin untuk menaikkan tarif transaksi di ATM Link yang awalnya tanpa tarif. Tarif cek saldo di ATM Link naik sebesar Rp.2.500,- sedangkan tarif penarikan tunai di ATM Link naik sebesar Rp.5.000,- persekali transaksi dari yang sebelumnya gratis.

BACA JUGA:   Teras Narang: Peran Generasi Muda Penting dalam Mengimplementasikan Nilai Kebangsaan

Syarief menilai, kebijakan ini tidak sesuai dengan cita-cita awal pembentukan ATM Link. ATM Link ini sejak awal hadir dengan tujuan mempermudah nasabah-nasabah bank BUMN dalam bertransaksi secara efektif dan efisien.

Syarief mengatakan bank-bank pelat merah harusnya memiliki jaringan yang mempermudah nasabah-nasabah bank BUMN bertransaksi.

“ATM Link sebenarnya menjadi solusi nasabah seluruh bank BUMN di Indonesia dalam bertransaksi. ATM Link juga hadir agar jumlah pengadaan ATM tidak terlalu banyak dan biaya transaksi tetapi gratis. Kenaikan tarif ini tentu akan semakin menyulitkan masyarakat.”, ungkap Syarief.

Ia mendorong Pemerintah dan Himbara untuk mengevaluasi kembali kebijakan tersebut sehingga tidak merugikan masyarakat.

“Masyarakat terganggu dengan kebijakan ini. Terbukti, masyarakat membuat laporan ke OJK dan BPKN karena kebijakan ini memberatkan konsumen dan nasabah bank BUMN,” imbuhnya.

BACA JUGA:   Polri Siap Amankan Rumah Kosong Saat Periode Mudik Lebaran 2024

Dirinya juga mendorong Pemerintah untuk membuat kebijakan pemulihan ekonomi tanpa memberatkan rakyat Indonesia.

Akhir-akhir ini, lanjut Syarief, kebijakan pemerintah dalam memulihkan ekonomi semakin menyulitkan rakyat. Pemerintah menaikkan tarif tol di berbagai daerah, menaikkan tarif ATM Link yang awalnya gratis, berencana menaikkan PPN hingga PPh yang mencapai 35%.

“Saya mendorong Pemerintah untuk mencari alternatif lain, seperti menekan cost dan sebagainya dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. Pemerintah harusnya membuat perencanaan jangka panjang yang bisa memberikan dampak sosial dan ekonomi, bukan kebijakan-kebijakan pemasukan jangka pendek yang semakin memberatkan masyarakat kecil,” pungkas Syarief Hasan.

(dis/beritasampit.co.id)