PAD Kobar Masih Rendah, DPRD Kobar Belajar Ke Kotim

Ilustrasi_Kang Maman

PANGKALAN BUN – Dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Unsur Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) didampingi Badan Pendapatan Daerah (BPD) dan Dinas Perhubungan, belajar ke Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), karena banyak hal yang bisa diadopsi.

Wakil Ketua II DPRD Kobar Bambang Suherman mengatakan, pada saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Kotim, ikut juga Kepala Dinas Perhubungan Kobar dan Badan Pendapatan Daerah Kobar.

“Setelah kami melakukan kunjungan kerja ke Kotim, banyak yang harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah, sebab di Kotim peningkatan PAD nya sangat luar biasa, dari 200 miliar menjadi 400 miliar, sementara Kobar untuk PAD masih berkisar di angka 200 miliar, dan kebetulan kemarin kunjungan kerja kami di dampingi Dinas Pendapatan Daerah, sehingga bisa diadopsi apa yang kita dapat dari Kotim,” ungkap Bambang Suherman, melalui telepon seluler, Jumat 17 September 2021.

Di Kotim, kata Bambang, sektor pajak mampu mendongkrak PAD, dimana PAD yang paling besar dari sektor PBB P2 (Pajak Bumi dan  Bangunan Perkotaan dan Pedesaan). Sistem aplikasi yang digunakan di Kabupaten Kotim pun sangat luar biasa, sehingga dengan mudah petugas memantau bagi wajib pajak yang sudah maupun yang belum setor, semuanya terpantau.

“Untuk sektor PBB P2 ini, di Kabupaten Kotim melakukan Pemuktahiran data, setelah terekap seluruh jumlah wajib pajak, selain juga di sana bekerjasama dengan pihak kantor pajak pratama,” jelas Bambang.

Lebih lanjut, Politisi Partai Gerinda ini menyampaikan untuk sektor PBB P2, di Kobar banyak perusahaan perkebunan dan banyak fasilitas perusahaan perkebunan kelapa sawit yang bisa dijadikan objek pajak, seperti kantor, gedung, gudang, pelabuhan.

“Kita cukup belajar dari Kotim saja, pengelolaan sektor pajaknya sudah sangat baik, adapun adopsi dari Kabupaten Kotim yang bekerja sama dengan pajak pratama, dimana semua pajak perkebunan diambil alih, tidak setor ke pusat tapi cukup daerah yang mengelola. Hal ini yang mempengaruhi tingginya PAD di Kotim,” pungkas Bambang. (Man/beritasampit.co.id).