Mukhtarudin: Peran Pers Sangat Penting Hingga Saat Ini

Anggota DPR RI, Mukhtarudin

PANGKALAN BUN – Kita tentu sudah tidak asing lagi mendengar kata Pers atau Jurnalis. Karena bagaimana pun, dalam sejarah negara Indonesia, jurnalis berperan penting dari masa pra kemerdekaan sampai setelah Indonesia merdeka.

Hal tersebut dikatakan Anggota DPR RI Mukhtarudin, saat dikonfirmasi tentang peran Pers dari masa ke masa oleh beritasampit.co.id dari Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalteng, Jumat 12 November 2021.

“Pers atau produk jurnalistik sebagai sarana dan suatu alat pemersatu bangsa kala itu, ternyata Pers memiliki peran penting juga dalam peristiwa Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Seperti telah digoreskan banyak sejarah yang wajib kita ketahui, salah satunya peran Pers dalam peristiwa Sumpah Pemuda,” jelas Mukhtarudin.

Sumpah pemuda tidak pernah terlepas dari peran-peran pelajar di seluruh bagian Indonesia, di mana, pada saat itu diadakan penyelenggaraan kongres pemuda oleh organisasi-organisasi pelajar.

“Kongres pemuda digelar selama dua kali. Pertama pada tahun 1926 dan yang kedua pada tanggal 27 sampai 28 Oktober tahun 1928 di Jakarta,” ungkapnya.

Pers atau Jurnalis ternyata melatarbelakangi terjadinya sumpah pemuda. Sejarah inilah yang harus diketahui bersama. Berkembangnya Pers pada masa itu menggigihkan semangat juang nasionalisme masyarakat Indonesia.

BACA JUGA:   Legislator Golkar: Mari Perkuat Ikatan Kebangsaan Pasca Pemilu 2024

Apalagi, lanjut Mukhtarudin, berkembangnya Pers juga diikuti dengan majunya bangsa Indonesia agar lepas dari jeratan para penjajah.

Bahkan, menurut Mukhtarudin, Presiden Indonesia pertama Ir. Soekarno juga merupakan seorang jurnalis. Ia telah banyak menulis tulisan-tulisan yang kuat dan tajam dalam cerita sejarah.

Sejak zaman itu, Pers dijadikan wadah atau tempat untuk masyarakat Indonesia melemparkan kritik terhadap kebijakan-kebijakan Pemerintah. Pers merupakan alat penyambung lidah masyarakat Indonesia kepada mereka yang duduk di atas sebagai kaki tangan rakyat, seperti Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 yang telah kita ketahui bersama.

Kecaman demi kecaman untuk meruntuhkan kekejian yang dilakukan pemerintahan kolonial Belanda melalui tulisan-tulisan para Jurnalis kala itu banyak mendapat sorotan sampai ke dunia Internasional.

“Media Sin Po merupakan media pertama yang memuat dan menerbitkan lagu Indonesia Raya pada edisi mingguannya, kalau tidak salah pada tanggal 10 November 1928,” ucap Mukhtarudin.

Peran Pers dalam masa pra kemerdekaan terlihat jelas sekali, bagaimana para jurnalis berusaha untuk menjadikan Pers sebagai lidah dan jembatan bagi masyarakat Indonesia kala itu.

BACA JUGA:   Mercy Barends Desak Kementerian ESDM Blacklist Pihak Ketiga Proyek PJUTS

Lalu peristiwa tersebut diangkat oleh Pers Nasional di mana Pers dibuktikan sebagai alat pemersatu bangsa yang memiliki upaya untuk menggerakan bentuk solidaritas dan nasionalisme bangsa Indonesia kala itu.

Ini sejarah bahwa Pers sangat berperan penting. Setelah kemerdekaan Indonesia Pers memiliki tanggung jawab dalam menyampaikan produk-produk jurnalistiknya, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.

Ruang gerak Pers pada masa Orde Baru pun semakin tertutup akibat dari kontrol Pemerintah saat itu. Ruang gerak Pers mulai dibatasi dengan tanggung jawab yang sedemikian keras.

Undang-Undang Pers dan tanggung jawab sebagai penyambung lidah masyarakat Indonesia. Hingga saat ini Pers masih terus berperan penting terhadap kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Pelik sejarah ini tidak bisa dihindari.

“Jurnalis-jurnalis yang pada masa itu terus berjuang agar Indonesia merdeka bukan lagi hanya sekadar tulisan, namun mereka adalah pejuang-pejuang bangsa,” pungkas Mukhtarudin. (Man/beritasampit.co.id).