Ritual Pesugihan Hubungan Badan Dengan Ular Blorong Bisa Kaya Mendadak

Maman Wiharja. Foto : Ilustrasi Maman.com

Oleh : Maman Wiharja (Wartawan-beritatasampit.co.id)

Cerita atau mitos dari pulau Jawa tahun ketahun tidak pernah ‘pupus’ justru sangat mengasikkan untuk di baca. Salah satunya mitos memelihara Ular Pesugihan Blorong bisa membuat kaya mendadak. Mitos yang sangat familiar bagi banyak orang ini bahkan cerita ini di angkat dalam sinetron maupun film layar lebar.

Diceritakan, bahwa wujud pesugihan memelihara Ular Blorong bersisik emas dan berlian serta bagian kepalanya berwajah perempuan cantik. Apabila si pemilik pesugihan tersebut melakukan hubungan badan dengan Ular Blorong sampai puas, maka sisik-sisiknya yang berupa emas dan permata akan rontok di tempat tidurnya.

Menurut mitos yang berkembang, ular raksasa itu hidup di rawa yang ditumbuhi dengan pohon teratai. Bahkan, kekayaan yang didapat dari pesugihan Blorong ini bisa diulur sampai dua periode. Sebagai tebusan, kalau kelak pemiliknya sudah meninggal dunia, maka harus ikut padanya, membuat banyak bangkai manusia berserakan di rawa-rawa itu.

Namun untuk mendapatkan pesugihan jenis ini memang tidak mudah. Mengapa? sebab membutuhkan persyaratan dan pengorbanan luar biasa.

Pesugian Blorong ada di kawasan lingkar Pulau Jawa. Tetapi di daerah mana letak persisnya pesugihan Ular Blorong bisa di dapat sejauh ini tidak ada data resmi. Apakah di Jawa Timur, Jawa Tengah atau Jawa Barat ? .

Namun menurut sumber cerita mitos yang berbau misitk ini, sering disebut-sebut disekitar pesisir pantai Laut Selatan, atau bagian daratnya disekitar nama-nama Gunung, seperti Gunung Lawu, Gudung Semeru, Gunung Kawi, dan beberapa Gunung lainnya.

Pemunculan pesugihan Blorong boleh dibilang sama misterinya dengan wujudnya. Sebagian orang ada yang menyebut Blorong adalah wanita sehingga disebut Nyi. Akan tetapi, ada juga yang mengatakan Yai, berarti pria. Yang jelas, Blorong adalah makhluk hidup yang sekujur tubuhnya bersisik, bisa mengeluarkan emas lantakan saat melakukan hubungan badan dengan orang yang memeliharanya.

Seperti halnya Nyi Rara Kidul yang menjadikan Pantai Selatan sebagai istananya, Nyi Blorong lebih suka hidup di rawa. Rawa dijadikan keratonnya lengkap dengan jasad manusia yang saat hidup menjadi pengikutnya. Rawa-rawa itu, demikian urai beberapa pakar pesugihan, ditumbuhi banyak tumbuhan teratai.

Seperti halnya dunia maya. Meski secara implisit keberadaan rawa-rawa itu bisa dilihat dengan mata telanjang, kalau tidak memiliki ilmu linuwih, muskil setiap orang bisa mengetahui kalau rawa yang ditumbuhi pohon teratai itu sebenarnya istana Nyi Blorong.

Bagaikan orang yang mempunyai utang. Nyi Blorong sebelum menyanggupi untuk menolong calon kurban, sebelumnya mengadakan perjanjian untuk membahas masalah tebusan. Konon lagi, pembicaraan tebusan itu dilakukan keduanya sembari bersenggama.

Sama persis dengan kekayaan yang diperoleh lewat jalur yang tidak direstui agama. Umur kekayaan versi Nyi Blorong, hanya tujuh tahun. Jika yang bersangkutan ingin memperpanjang, bisa diulur lagi, satu periode lamanya dan tebusan berupa nyawa yang bisa dialihkan ke orang lain. Selanjutnya, korban tak boleh diwakilkan. Artinya, kelak setelah meninggal, harus menjadi pengikutnya.

Memang mengambil pesugihan jenis ini tidak mudah, berbeda dengan jenis tuyul yang bentuknya hanya menyerupai manusia kecil dan berkepala gundul. Tapi, Blorong memang lain. Di samping selalu meminta tebusan nyawa, jenis pesugihan ini kalau menampakkan diri selalu berwujud ular naga yang bersisik mengkilat keemasan.

Seperti dikutip dari Posmo,  Lasni, salah seorang yang pernah mengambil pesugihan jenis ini mengungkapkan, kesulitan perekonomian keluarganya telah membuat mata batinnya buta. Dia bersama suaminya berangkat ke suatu tempat keramat. Di tempat itu ada makam tua yang biasanya dipergunakan orang-orang mengambil jalan pintas untuk mencari pesugihan.

Setelah bertemu dengan juru kunci makam, Lasni dan suaminya mengutarakan niatnya untuk mengambil pesugihan. Dia pun mendapat tawaran dari sang juru kunci, pesugihan jenis apa yang ia minati. Karena ingin cepat kaya, saya langsung meminta agar diberi pesugihan kelas atas,” cerita Lasni.***

(Dikutip dari Cerita Pesugihan Nyata di Jawa)