Komunitas Otomotif Berharap Harga Pertamax Tetap di bawah SPBU Swasta

Arsip: Pengendara mengisi BBM jenis Pertamax di salah satu SPBU di Jakarta. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

JAKARTA – Komunitas otomotif menyatakan tidak keberatan apabila Pertamina menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamax series, namun diharapkan harga jualnya tetap tidak melebihi harga dari SPBU swasta.

“Saya setuju harga naik. Tapi kalau memungkinkan, harganya agar masih lebih rendah dibandingkan SPBU swasta,” kata Humas Club Ayla Indonesia (CAI) Adjie Sambogo di Jakarta, Rabu 2 Februari 2022.

Menurut dia, kenaikan harga tidak akan berpengaruh terhadap konsumsi Pertamax karena konsumen tentu membandingkan dengan harga RON sejenis yang dijual di SPBU swasta.

“Makanya, kami masih akan tetap menggunakan Pertamax. Asalkan itu tadi, tidak melonjak tajam dan tidak lebih tinggi dibandingkan SPBU asing,” katanya.

Adjie menambahkan, penggunaan Pertamax telah menjadi kebutuhan, termasuk untuk menjaga performa mesin, apalagi RON 92 merupakan BBM yang dianjurkan oleh industri otomotif.

“Jadi selain karena kebutuhan, juga karena mesin memang membutuhkan RON 92 seperti rekomendasi pabrikan,” kata dia.

Tidak seperti SPBU asing yang beberapa kali menaikkan harga sejak pandemi COVID-19 Pertamina memang tetap menjaga harga jual BBM jenis Pertamax.

Saat ini harga di SPBU swasta milik asing untuk BBM jenis dengan RON 92 antara Rp11.900 per liter Rp12.040 per liter, jauh di atas Pertamax yang dijual Pertamina yaitu Rp9.000 per liter.

Kenaikan harga BBM di berbagai SPBU swasta, memang dipicu melonjaknya harga minyak dunia sejak awal pandemi.

Oleh karena itu Adjie sependapat, jika harga Pertamax terus bertahan bisa jadi malah menambah beban Pertamina dan pada akhirnya, yang terimbas adalah masyarakat juga. Termasuk berkurangnya kontribusi BUMN tersebut saat pandemi COVID-19.

“Apalagi saat COVID, kan bantuan BUMN seperti Pertamina, yang besar. Jadi saya setuju kalau harga dinaikkan,” katanya.

(Antara)