Maryani Sabran Dikenal Penyayang Anak-Anak, Saat Reses di 6 Desa di Lamandau Sampaikan Stop Kekerasan Terhadap Anak

IST/BERITA SAMPIT - Anggota DPRD Kalteng, Maryani Sabran saat membagikan permen cokelat batangan kepada anak-anak di Kecamatan Delang.

PANGKALAN BUN – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Tengah dari Komisi II, Maryani Sabran melakukan reses perorangan ke enam desa terpencil di Kabupaten Lamandau. Selain menampung aspirasi juga membagikan paket Sembako (Sembilan Bahan Pokok).

Bukan itu saja, Maryani yang selama ini dikenal dekat dengan anak-anak, dalam kegiatan resesnya membagikan cokelat dan jajanan kepada anak-anak di enam desa yang ada di Kecamatan Delang dan Kecamatan Batang Kawa.

Tampak kebahagian di wajah anak-anak yang menerima cokelat dan jajanan dari Maryani Sabran, bahkan Maryani pun memberikan pesan kepada anak-anak agar lebih giat belajar dan taat kepada kedua orang tua serta guru.

“Anak-anak aset negara, di tangan merekalah estafet kepemimpinan akan diemban, untuk itu daerah pun berkewajiban memberikan perlindungan hak terhadap anak, jangan sampai terjadi kekerasan terhadap anak dan perempuan,” kata Politisi PDI Perjuangan ini, dikonfirmasi di Pangkalan Bun, Selasa 8 Maret 2022.

BACA JUGA:   Bukan Hanya Ada  di Cirebon, Musik Obrog-Obrog Pembangun Sahur Ternyata Juga Ada di Kota Kumai, Kotawaringin Barat
IST/BERITA SAMPIT – Maryani Sabran saat membagikan sembako di Kecamatan Batang Kawa.

Pada tanggal 8 Maret 2022 ini, tepat memperingati Hari Perempuan Internasional, dengan tema Lawan Tabu, Perempuan Harus Berani Bersuara.

Tema ini kata Dia, sangat tepat, mengingat kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan bagaikan fenomena gunung es, dimana kekerasan terhadap perempuan dan anak masih banyak terjadi, namun yang terungkap hanya sedikit saja. Hal itu dikarenakan masih tabu.

“Stop kekerasan terhadap anak maupun perempuan, karena ada undang-undang yang akan menjerat bagi pelaku kekerasan terhadap anak dan perempuan. Terus terang saja, ibu sangat prihatin dan miris, kasus kekerasan terhadap anak di Kobar dan kabupaten lainnya masih banyak terjadi, bahkan pelaku bukan orang lain justru dari dalam rumah,” ungkap Maryani dengan penuh prihatin.

BACA JUGA:   SMA Negeri 2 Kumai Bekali Siswa untuk Ikuti Olimpiade Sains Nasional

Bahkan lanjut Maryani, belum lama ini, ada korban pelecehan seksual sampai meninggal dunia. Hal ini menjadi tamparan semua pihak yang berkompeten, sehingga perlu penanganan yang serius terhadap korban kekerasan dan pelecehan seksual, perlu pendampingan untuk memulihkan mentalnya.

“Saya harapkan agar pelaku dihukum seberat-beratnya, tidak ada kata maaf bagi pelaku karena telah memisahkan anak dan keluarganya. Hukum harus ditegakkan, agar ada efek jera, sehingga kasus serupa tidak terjadi kembali,” ujar Maryani Sabran. (Man/beritasampit.o.id).