KASONGAN – Anjeloknya harga gabah kering di tingkat para petani terus menjadi keluhan masyarakat Katingan. Para petani berharap pemerintah daerah dapat mencarikan solusinya.
Seperi diketahui Kecamatan Katingan Kuala merupakan daerah penghasil padi terbesar di Kabupaten Katingan. Sayangnya, harga gabah sekarang ini sangat murah yaitu Rp3.500/kilogram, kondisi ini sudah terjadi tiga kali musim panen.
Keluhan ini pun telah disuarakan para petani melalui anggota DPRD Katingan yang menjadi refresentasi suara rakyat di dapilnya. Sayangnya, masih belum ada solusi kongkrit.
Ketua Komisi II DPRD Katingan H Hanafi menuturkan belum lama ini pihaknya melakukan kunjungan kerja di Bulog, disana para wakil rakyat tersebut mendapat berbagai informasi mengenai kendala Bulog sehingga tidak membeli gabah lagi.
“Belum lama ini kami melakukan kunker ke Bulog, jadi masalah utama gabah kita sekarang ini ternyata terkait soal pemasaran. Hasil panen kita banyak tapi tidak ada kejelasan siapa yang membeli. Nah, Disini lah peran Pemerintah daerah hadir,” ucap Hanafi, belum lama ini.
Dirinya berharap pemerintah daerah melalui perusahan Daerah (Perusda) bisa lebih inovatif, pasalnya peran Pemkab menurut Hanafi sangat penting untuk menyelesaikan masalah petani.
“Pemkab harus mengoptimalkan Perusda ataupun koperasi dalam mengelola hasil panen padi kita yang melimpah, kalo berharap pihak Bulog tidak bisa, meraka terhalang wewenang selain itu juga profit untuk meraka apa. Beras kita banyak tapi siapa yang membeli,” sebutnya.
Dia mengatakan, pemerintah harus hadir untuk membantu para petani supaya bisa merasakan harga yang relatif baik. Menurut dia, walaupun harga gabah kering panen tersebut dilepas pada mekanisme pasar, akan tetapi pemerintah harus tetap hadir untuk mencegah potensi ketidakadilan.
Pimpinan Wilayah (Pinwil) Bulog Kalimantan Tengah (Kalteng) Amrullah ketika diminta tanggapanya soal Bulog tidak membeli gabah lagi, ia dengan singkat mengarahkan Ke Bulog Sampit.
“Konfirmasi langsung ke pimpinan Cabang Bulog yang di Sampit, untuk lebih jelasnya,” ucapnya.
Terpisah Kepala Perum Bulog Cabang Sampit Rony Hadianto mengaku pihaknya selama ini di Sampit tidak pernah membeli gabah. Pasalnya, Bulog Cabang Sampit belum mempunyai gilingan padi.
“Kami sekarang tidak bisa maksimal dalam penyaluran, karena kalo beras tersimpan lama barangnya rusak, perusahaan yang rugi. Apalagi ASN tidak ngambil lagi, kemudian Progam raskin juga sudah tidak ada lagi,” tuturnya.
Dia menambahkan pihaknya sebenarnya ingin menerima banyak gabah dari para Petani asalkan ada yang membeli. “Kemaren juga sudah disampaikan Pinwil ke DPRD artinya kalo bisa ASN Katingan mau beli beras setempat kami siap menyerap sebanyak-banyaknya gabah petani lokal,” jelasnya.
(Kawit/Beritasampit.co.id)
