SurfAid Nusatani Bima Gelar Pelatihan Tata Kelola Keuangan BUMDes, Camat Parado: BUMDes Kunci Kesuksesan Ekonomi Desa

PELATIHAN : NAIN/BERITA SAMPIT - Camat Parado, Hamzah S.Sos bersama Finance Officer (FO) Nusatani, Erawati Silaban saat memberikan sambutan.

BIMA – Lembaga SurfAid Nusatani Bima selalu berupaya untuk mengembangkan masyarakat desa. Salah satunya melalui pelatihan tata kelola keuangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kecamatan Parado, Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat, Sabtu 21 Mei 2022.

Kegiatan pelatihan yang dibuka secara resmi oleh Camat Parado tersebut dilaksanakan di aula Kantor Pemerintah Kecamatan Parado. Turut dihadiri oleh Pendamping Lokal Desa Kuta dan Lere, Muhammad Anhar, S.Pd serta Pendamping Lokal Desa Parado Wane, Abdul Khalik, S.Pd dan pengurus BUMDES yang ada di Kecamatan Parado.

Kegiatan yang diawali dengan sambutan dari Project Manager Nusatani, Hasadungan Sahat Maruli Tua melalui Project Officer, Nisfu Saaban S.Pt., M.S.i. Ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta dan pengurus BUMDES yang pada kesempatan tersebut dapat hadir di aula kantor Camat Parado.

“Ucapan terima kasih kepada seluruh anggota pengurus BUMDes yang sudah berkenan hadir untuk mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh SurfAid ini dengan tema Tata Kelola Keuangan BUMDES,” ucapnya.

Nisfu Saaban melanjutkan, hingga saat ini pendampingan dari SurfAid untuk BUMDes tetap berjalan, sehingga lembaga SurfAid akan tetap bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten untuk mengakumulasi anggaran yang ada di desa.

“Untuk bisa meningkatkan kegiatan BUMDes di lapangan, SurfAid akan melakukan beberapa kegiatan terkait dengan pendampingan intensif selama satu setengah tahun hingga akhir 2022, sehingga dukungan dari berbagai pihak ataupun Pemerintah terkait aktifitas dan kegiatan BUMDes tetap berjalan,” jelasnya.

Nisfu mengungkapkan, kenapa BUMDes intens didampingi hingga Desember 2022 dan kepengurusannya jelas, serta administrasi kelembagaannya selesai, karena itu adalah faktor utama, nanti setelah SurfAid tidak berada di Parado, otomatis secara keseluruhan aset – aset SurfAid dikelola oleh BUMDes baik yang berbentuk demplot maupun sub demplop sepeti juga kaitannya dengan posyandu.

“Selama ini kegiatan BUMDes hanya berkaitan dengan kegiatan inti yang ada di unit usaha, tapi oleh SurfAid, kita akan mengembangkan BUMDes itu agar bisa mensejahterakan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dan juga meningkatkan kegiatan dari BUMDes itu sendiri,” tutur wanita yang disapa Nani tersebut.

Sementara itu, Camat Parado, Hamzah, S.sos, yang sekaligus membuka secara resmi kegiatan tersebut mengungkapkan, agar kegiatan pelatihan tata kelola keuangan BUMDes di Kecamatan Parado kedepannya semakin maju, pihaknya tetap mensuport BUMDes.

“Semoga kegiatan ini dapat diimplementasikan di BUMDes itu sendiri karena BUMDes adalah kunci dari keberhasilan ekonomi desa, mengingat Pemerintah Kecamatan Parado tetap mendorong bahwa setiap tahun kami dorong untuk dana, sesuai dengan Permendes, mumpung dana desa ini masih ada, mari kita siapkan diri,” ungkapnya.

Dia berharap, pertemuan ini sangat penting, dimana Pemerintah Parado akan mengeluarkan surat agar BUMDes dapat memberikan laporan pertanggung jawaban.

“Kami harap teman-teman BUMDes, mari ikuti pelatihan ini, karena ini menyangkut tata kelola keuangan BUMDes, sebab ini waktu yang sangat tepat untuk kita belajar agar laporan keuangan dapat kita pertanggung jawabkan,” tuturnya.

Ia mengingatkan, Kecamatan Parado merupakan salah satu kecamatan yang terlibat dalam Pilkades Serentak. “Sehingga hasil dari pantauan bahwa kondisi Kecamatan Parado masih tetap aman, mari kita jaga Pilkades serentak ini agar bisa berjalan lancar dan aman,” harapnya.

Di tempat yang sama, Finance Officer (FO) Nusatani, Erawati Silaban, yang kebetulan bertindak sebagai narasumber mengatakan, hingga saat ini pendampingan dari SurfAid untuk BUMDes sudah sampai pada Pelatihan Tata Kelola Keuangan. Kata Dia, laporan keuangan harus dilaporkan ke desa sebagai bentuk pertanggung jawaban ke desa karena pendanaan BUMDes berasal dari desa (transparansi anggaran).

“Semua transaksi harus dicatat, kecil tapi banyak kan ngefek, artinya, setiap dana yang kita ambil baik besar atau kecil harus dicatat, disiplin dalam mencatat harus ada fakta dan bukti yang dapat dipertanggung jawabkan,” ucapnya (Nain/beritasampit.co.id).