Jasa Transportasi Semakin Meningkat, Pemkab Kobar Perlu Menyediakan Terminal Truk Besar

Ilustrasi_Kang Maman

Penulis: Maman Wiharja (Wartawan beritasampit.co.id).

KABUPATEN Kotawaringin Barat (Kobar) merupakan salah satu Kabupaten di bagian Barat Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), yang saat ini Jasa Transportasinya semakin pesat meningkat seiring dengan perkembangan penduduknya juga semakin bertambah.

Dengan semakin meningkatnya jasa transportasi baik melalui darat, laut dan udara, pengamatan penulis sudah saatnya Pemkab Kobar harus berani ‘spekulasi’ positif mencari lahan/lokasi untuk pengadaan lahan baik untuk lahan perparkiran maupun lahan terminal truk baru.

Karena puluhan truk yang biasa nongkrong dan bongkar muat disepanjang pinggir jalan Pasir Panjang, sampai sekarang sering menjadi sorotan lantaran tidak pantas dipandang mata, banyak truk besar bongkar muat di pinggir jalan raya, seolah-olah dibiarkan oleh Pemkab Kobar.

Kemudian pemandangan truk besar yang bongkar muat bukan pada tempatnya juga sering, dibidik oleh sejumlah awak media online yang haus dengan berita, namun tetap saja kegiatan bongkar muat tersebut terus berlangsung sampai sekarang (kalau ada kapal datang di Pelabuhan Panglima Utar-Kumai).

Di Jalan Pasir Panjang yang sering dipakai nongkrong truk-truk besar, dan sebagian ada yang bongkar muat, lokasinya tidak jauh dengan lokasi lahan Transmigrasi Lingkungan Industri Kecil (Translik) yang sudah lebih dari 20 tahun lokasi Translik mati suri. Bahkan ada juga truk besar yang nongkrong persis di jalan masuk ke lokasi Translik.

BACA JUGA:   Awal Ramadan, Warga Laksanakan Tarawih di Masjid Alhijrah

Pengamatan penulis, alangkah baiknya kalau Pemkab Kobar berani ‘spekulasi’ melalui Dinas Perhubungan kerjasama dengan pemilik lahan Translik, yang konon dikuasai oleh seorang pengusaha di Semarang.

Dan kedepannya lahan Translik bisa dijadikan lahan terminal truk besar untuk kegiatan bongkar muat, baik kepelabuhan maupun keluar kota. Lengkap dibangun dengan lokasi gudang masing-masing pengusaha expedisi. Tujuannya agar didalam Kota Pangkalan Bun, bebas dari kemacetan arus lalulintas disaat truk besar lewat kota membawa barang ke Pelabuhan.

Lihat pasangan ‘NURANI’ saja selama 5 tahun, bisa membuka jalan baru di pelosok desa kerjasama dengan pihak ketiga dari sejumlah Perusahan Besar Swasta ( PBS ) Perkebunan Kelapa Sawit. Masa untuk meningkatkan pembangunan di dalam kota sendiri ‘tidak bisa’ ?.

BACA JUGA:   Pelaku UMKM Alun-Alun Istana Kuning Penuh Ceria Bagikan Takjil Ramadan

Kemudian keberadaan Pasar Palagan Sari, dibelakang Taman Kota Pangkalan Bun, yang sampai sekarang ‘monoton’ alias sepi dari pembeli karena kurang pembinaan, dalam artian masih banyak para pedagang lainnya bercokol di jalan masuk ke pasar, sehingga di pasarnya sendiri sepi.

Pengamatan penulis kedepannya lahan Pasar Pelagan Sari, diganti saja dengan Pasar Suvenir dan lahan UMKM sekaligus lahan Parkir besar. Lantaran lahannya berhadapan dengan Taman Kota Manis Pangkalan Bun, sehingga program pengembangan Obyek Wisata dan UMKM semakin meningkat.

Kemudian untuk mengantisipasi, kesemrawutan parkir di Jalan Pangeran Antasari Kota Pangkalan Bun, yang saat ini jumlah sepeda motor dan mobil semakin bertambah, pengamatan penulis sebaiknya Kantor Damkar yang berada di dalam kota Jalan Pangeran Antasari dipindahkan lokasinya ke pinggiran Kota Pangkalan Bun, misal pindah ke samping Kantor Satpol PP Jalan HM.Rafii ada tanah Pemda yang masih kosong.  Dan bekas Kantor Damkar sendiri dijadikan lokasi lahan perparkiran dalam kota. SEMOGA!