Sekolah Jual Buku dan LKS, Praktisi Pendidikan Kotim: Ekonomi Lagi Sulit, Jangan Bebankan ke Peserta Didik

IST/BERITA SAMPIT - Praktisi Pendidikan Kotim Deny

SAMPIT – Adanya keluhan dari orang tua peserta didik terhadap biaya buku ataupun Lembar Kerja Siswa (LKS) di Kabupaten Kotawaringin Timur, pada tahun pelajaran baru 2022/2023 patut menjadi perhatian.

Praktisi Pendidikan Kotim Deny menyampaikan bahwa sekarang sebenarnya sudah tidak zamannya lagi ibu/bapak guru pendidik berfokus pada buku ataupun LKS ke peserta didik dalam menyampaikan materi belajar.

“Sekarang sudah banyak sumber belajar yang telah disediakan oleh Kemdikbud Ristek baik itu Buku Sekolah Elektronik (BSE), Platform Merdeka Belajar, Aplikasi belajar mandiri, group-group media sosial belajar mengajar, dan sumber-sumber lainnya,” jelas Deny, Sabtu 16 Juli 2022.

Buku dan LKS memang masih sangat diperlukan terlebih dalam pembelajaran tatap muka, karena masih sangat efektif sebagai media pembelajaran.

BACA JUGA:   Beasiswa Gerbang Mentaya Tuai Kritik Keras dari Kalangan Mahasiswa

“Namun hal tersebut jangan sampai malah menjadi beban bagi peserta didik atau orang tua/wali dalam hal pembiayaannya, jangan sampai hal tersebut menjadi kesempatan bagi sekolah untuk melegalkan praktik jual buku tema ataupun LKS,” imbuhnya.

Menurut Pak Den, sapaan akrabnya menambahkan, sebenarnya permasalahan jual buku atau LKS di sekolah bukanlah hal baru dan memang sering menjadi penyakit kambuhan setiap tahunnya di lembaga pendidikan, namun jika masih dalam hal wajar dari hal pembiayaannya dan disepakati bersama di komite sekolah, sebenarnya hal tersebut tidak menjadi masalah.

Tetapi akan lebih bijak bagi sekolah agar bisa lebih mengoptimalkan penggunaan buku-buku tema yang sudah ada di perpustakaan sekolah ataupun perpustakaan daerah untuk dipinjamkan kepada peserta didik, tanpa harus menebus buku ataupun LKS setiap tahunnya, apalagi sekarang pengadaan buku perpustakaan sekolah dapat dialokasikan melalui dana BOS.

BACA JUGA:   Disdik Kotim Terima Penghargaan dari Balai Bahasa Kalteng Dalam Revitalisasi Bahasa Daerah

Deny yang juga kandidat doktor pendidikan luar sekolah universitas negeri malang ini lebih lanjut menyarankan, kepada Dinas Pendidikan untuk menambah alokasi pengadaan buku perpustakaan sekolah setiap tahunnya, sehingga dapat membantu kelancaran proses pembelajaran dan tidak membebankan biaya buku atau LKS lagi kepada peserta didik atau orang tua/wali.

“Sekarang Ekonomi lagi sulit, semua harus saling kerjasama dalam pemulihan ekonomi dan pendidikan, jangan sampai bebankan biaya buku dan LKS kepada peserta didik ataupun orang tua/wali,” demikian Deny. (Cha/beritasampit.co.id)