Mahasiswa KKN Kebangsaan Desa Sei Jangkit Akan Kembangkan Hasil Olahan Ikan Patin

IST/BERITA SAMPIT - Kelompok KKN Kebangsaan bersama penanggung jawab Kepala Desa, Pemilik Tambak Ikan Patin, dan Ketua RT 03 Desa Sei Jangkit.

KAPUAS – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan bersama dengan mayarakat Desa Sei Jangkit, Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas akan mengembangkan sebuah inovasi hasil olahan ikan patin jadi nilai jual yang tinggi.

Ketua kelompok KKN Kebangsaan Desa Sei Jangkit, Miftah Fauzi Sobar mengungkapkan ia bersama teman-temannya memberikan pelatihan pembuatan Ikan Patin menjadi Wadi Ikan Patin dan Otak-otak Ikan Patin kepada masyarakat setempat.

Kegiatan tersebut merupakan salah satu program kerja dari kelompok KKN Kebangsaan di Desa Sei Jangkit ialah membantu petambak untuk dapat mengolah ikan patin menjadi nilai jual yang tinggi dengan memberikan pelatihan cara membuat ikan patin mentah menjadi Wadi Ikan Patin dan Otak-otak Ikan Patin.

BACA JUGA:   Edy Pratowo Salurkan Beras Subsidi untuk Pasar Murah di Kabupaten Kapuas

“Selain untuk menambah nilai jual dari ikan patin itu sendiri, juga dapat menambah keterampilan masyarakat sekitar. Sehingga dapat membuka Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan pekerjaan baru yang dapat menjadikan Desa Sei Jangkit menjadi desa yang Makmur dan mandiri,” terang Miftah Fauzi Sobar dalam keterangan, Selasa 26 Juli 2022.

Sementara itu, pemilik tambak ikan patin di Desa Sei Jangkit, Rusli menyampaikan bahwa, selama ini pengelolaannya hanya langsung di jual mentah ke pasar-pasar.

“Selama ini kami dalam mengelola ikan patin langsung menjual hasil panen ke pasar, biasanya sekali panen menghasilkan 4 ton ikan patin,” tutur Rusli.

BACA JUGA:   Edy Pratowo Salurkan Beras Subsidi untuk Pasar Murah di Kabupaten Kapuas

Dijelaskannya, masyarakat di Desa Sei Jangkit  menjual hasil panen langsung ke pasar dikarenakan  kurang memahami bagaimana menambah nilai jual dari hasil panen ikan patin.

“Kami para petambak ikan patin di Desa Sei Jangkit langsung menjual hasil panen mentah karena Sumber Daya Manusia (SDM) di desa kami belum paham bagaimana menambah nilai jual dari hasil panen ikan patin, kami biasa menjualnya dengan harga Rp20.000 per kilogram,” sebutnya.

“Harapan kami dengan adanya kedatangan Mahasiswa KKN Kebangsaan di Desa Sei Jangkit dapat membantu bagaimana cara mengolah ikan patin menjadi nilai jual yang tinggi,” tutup Rusli.

(M.Slh)