Aliansi Borneo Bersatu Kawal Putusan Hakim terkait Edy Mulyadi

IST/BERITA SAMPIT - Juru Bicara Aliansi Borneo Bersatu (ABB) Rahmat Nasution Hamka.

PALANGKA RAYA – Terkait dengan akan dibacakan putusan hakim pada kasus Edy Mulyadi (EM) yang dijadwalkan pada Senin 12 September 2022 di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, juru bicara Aliansi Borneo Bersatu (ABB) Rahmat Nasution Hamka meminta majelis hakim agar dapat memberikan hukuman yang setimpal, sehingga dapat terpenuhinya rasa keadilan bagi masyarakat suku bangsa dayak.

“Jangan sampai putusan hakim dapat memicu dan memacu permasalahan baru, sehingga masyarakat suku bangsa dayak masih merasa terusik harkat dan martabatnya,” ungkap Rahmat Nasution Hamka, Sabtu 10 September 2022.

Pria yang sering dipanggil abah Anum tersebut menjelaskan kasus EM terus menjadi perhatian masyarakat suku bangsa dayak di tingkat akar rumput, selalu bertanya dan jadi bahan perbincangan, menunggu bagaimana hasil akhir dari persidangan kasus EM.

BACA JUGA:   Demokrat Siapkan Junaidi untuk Maju di Pemilihan Wali Kota Palangka Raya

“Sekarang sudah mulai ada konsolidasi dari segenap komponen masyarakat suku bangsa dayak dari berbagai kalangan dan daerah, baik yang langsung datang ke Jakarta ke persidangan pada hari Senin, maupun yang ada di daerah untuk memantau dan mengawal bagaimana putusan hakim yang akan diberikan pada EM,” imbuh mantan anggota DPR RI dapil Kalteng tersebut.

Dia mengingatkan agar semua pihak khususnya majelis hakim dapat bertindak dengan penuh kearifan, sehingga kasus EM dapat jadi pelajaran bagi semua pihak untuk tidak lagi membuat pernyataan yang dapat melukai perasaan suku atau golongan tertentu.

BACA JUGA:   Jakarta Tetap Menjadi Daerah Khusus Meski RI Sudah Pindah Ibukota

“Disamping itu juga setelah ada putusan terkait hukum pidananya, maka segenap masyarakat suku bangsa dayak akan tetap membawa EM ke persidangan hukum adat di bawah koordinasi Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) hal ini dilakukan untuk mengembalikan Marwah, Harkat dan martabat suku bangsa dayak, sehingga tidak ada lagi rasa dendam sesama anak bangsa, tapi jadi pelajaran bagi kita semua,”pungkasnya.

(Kawit)