Sempat Memanas, Tokoh Masyarakat dan Bupati Kotim Adu Argumen Gara-Gara Persoalan Anak Perusahaan NT Corp

RAKHMAD JIMY / BERITA SAMPIT - Hardi P Hady mencegat Bupati Kotawaringin Timur, H Halikinnor mempertanyakan terkait statemen bupati yang menyebutkan dualisme kepengurusan koperasi plasma sawit mereka dengan PT BUM.

SAMPIT – Suasana sempat memanas saat Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) dicegat oleh tokoh masyarakat Antang Kalang, Hadri P Hady usai melantik Damang se- Kabupaten Kotawaringin Timur di gedung Serbaguna, Jumat 4 November 2022.

Hardi mencegat Bupati H Halikinnor saat akan menuju mobil dinasnya, Hardi mengaku keberatan dengan statemen Bupati Kotim yang menyebutkan masalah plasma dengan PT Bangkitgiat Usaha Mandiri (BUM) anak perusahaan NT Corp itu lantaran kepengurusan koperasi direbut oleh dua kubu. Namun demikian Halikinnor berdalih statemen itu dikeluarkannya atas laporan anak buahnya kepadanya.

Hardi menuding justru yang membuat masalah dalam koperasi itu adalah oknum pejabat di lingkungan Pemkab Kotawaringin Timur itu sendiri. Hingga tudingan itu sempat membuat Halikinnor terpancing emosi dan beberapa orang sempat beberapa kali menenangkan Hardi.

“Tidak ada kesempatan lagi, seperti ini momennya,” tegas Hardi kala itu sambil menunjukan sejumlah dokumen.

Hardi kesal lantaran dituduh menerima sejumlah uang untuk biaya pengurusan koperasi, padahal dana yang diterimanya kala itu hanya Rp15 juta saja, tidak sesuai dengan bukti kuitansi yang tertera Rp30 juta.

“Staf bapak ini kan, kenal kan?,” kata Hardi sambil menunjukkan foto mantan sfat ahli bupati berinisial HBN itu.

Hardi dihadapan Bupati menyebut HBN inilah orang yang membuat masalah dalam koperasi mereka selama ini, lantaran memasukan orang luar dan bukan warga setempat.

BACA JUGA:   Pengamanan Areal Kebun Sawit Difokuskan dari Penjarahan

“Ini anak buah Bapak,” tegas Hardi lagi.

Bupati mengiyakannya dan memberi penjelasan kalau HBN sudah pensiun. “Sudah pensiun tapi sebelumnya staf ahli bapak,” kata Hardi.

Kepada Hardi, Bupati memintanya untuk melaporkan HBN tersebut. “Kita mati-matian selama ini tapi orang pemda sendiri seperti ini,” kata Hardi dengan nada kesal

“Ini bukan kita, ingat saya sudah buatkan surat tuntuan plasma ini dan sudah minta Kabag SDA,” tegas bupati.

Namun Hardi tetap saja tidak puas dengan jawaban itu, karena sudah sering kali dilontarkan kepada mereka dan mereka sudah terlalu lama menunggu, bahkan perjanjian maupun pernyataan dengan perusahaan sudah ada dibuat namun sudah bertahun-tahun tak kunjung juga direalisasikan.

Menurut bupati dari laporan Kabag SDA Setda Kotim data koperasi itu tidak pernah ada, bahkan dirinya mempertanyakan dengan siapa data yang Hardi maksud itu diserahkan.

“Memang alasan selalu kurang ini,” tegas Hardi.

Melihat adu argumen antara Bupati dan Hardi tersebut, Sekda Kotim Fajrurrahman mencoba untuk menengahinya namun tidak begitu dihiraukan oleh Hardi.

“Laporan (ke Bupati) dua kubu, tapi anak buah bapak sendiri yang buat dua kubu itu,” tegasnya lagi.

BACA JUGA:   Bupati Kotim Sambangi Lokasi Perkebunan di Pelantaran yang Jadi Sengketa

Halikinnor menyatakan akan mengecek apa yang disampaikan Hardi itu bahkan dirinya akan mendukung langkah masyarakat soal tuntutan plasma. “Akan saya cek,” kata bupati dengan nada tinggi.

Namun bagi Hardi yang dirugikan selama ini mereka, dirinya mengungkapkan kebenaran saat itu karena tidak pernah ada lagi dikesempatan lain dan sudah beberapa kali hanya harapan palsu yang diterimanya.

“Tolong koordinasi dengan Kabag SDA,” timpal sekda.

“Aduh, sudah dari dulu sudah (menunggu),” kata Hardi.

Halikinnor kembali menegaskan jika dia sudah bersurat secara tegas dengan PT BUM supaya melaksanakan plasma itu. “Kamu pasti saya dukung, saya orang dayak, anak buah saya macam-macam lapor ke saya,” tegas Halikinnor.

“Ini faktanya anak buah bapak (bermain),” tegas Hardi sambil menunjukkan foto dugaan keterlibatan HBN tersebut.

Di sisi lain juga Bupati meminta Hardi mengambil surat yang mereka layangkan kepada PT BUM. Di mana itu menurutnya merupakan surat baru.

Lagi-lagi Hardi tetap menuding biang permasalahan mereka yang rumit dengan PT BUM karena adanya keterlibatan oknum pejabat di Kotim yang diduga terlibat. Namun bupati berdalih kalau dirinya tidak sama sekali mencampuri itu, dan memastikan dirinya tidak macam-macam sebagaimana dugaan Hardi itu.(jmy)